Lihat ke Halaman Asli

Akankah Air Selalu Ada di Bumi Kita??

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pertanyaan ini beberapa hari terakhir menggangguku, hehe… mun ngaganggu babuk be nya…?? Pasalnya koran langgananku terus menerus menyajikan kekeringan yg terjadi hampir merata, khususnya di Jawa Barat. Masyarakat sudah mulai mengonsumsi air yg tidak layak untuk dikonsumsi, dari kubangan, dari dasar sungai dsb.

Akankah Air Selalu Ada di Bumi Kita??

Bayangkan kalau hidup tanpa air, kita yang 70% tubuhnya terdiri dari air akan segera dihampiri oleh “kiamat” yang menyergap kehidupan kita. Kekacauan akan terjadi, rebutan air dsb. Maka dari itu air tidak boleh diprivatisasi, tidak boleh dimiliki oleh individu.

Akankah Air Selalu Ada di Bumi Kita??

Itu tergantung sikap kita. Air, sebagaimana makhluk Allah Swt yang lain, bisa berkomunikasi. Dr. Masaru Emoto, yang orang Jepun itu membuktikannya. Ketika air disebut bodoh, maka kristalnya sangat jelek, tapi ketika dibilang terimakasih kristalnya sangat baik dan indah. Bagaimana kalau air yang ada dimana-mana, dalam tubuh manusia, hewan, tumbuhan, tanah, sungai, laut kita abaikan, kita lupakan? Tentu ia juga bisa melupakan kita.

Boleh jadi kekeringan melanda bumi ini karena sikap kita yang abai terhadap lingkungan. Abai tehadap air. Merasa seakan air mutlak selalu ada di bumi ini, tanpa harus menjaganya, apalagi merawatnya.

Boleh jadi kekeringan dan kiamat melanda berbagai daerah hanya dalam tempo kemarau empat bulan saja karena kita. Boleh jadi…. mari lakukan sesuatu, mulai dari kamar kita, rumah kita, lingkungan terdekat kita. Sebarkan perilaku yang baik terhadap air kepada sanak famili kita. Maka dengan itu air akan baik juga terhadap kita. Barakallah….

Akankah Air Selalu Ada di Bumi Kita??

Tentu jawabannya ada pada kita, sebagai khalifatullah fil ardi. Semoga air terus curcor di dumi ini, emut kasauran sepuh, leuweung ruksak, cai beak, manusa balangsak…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline