Indonesia dengan keragaman adat istiadat, kepercayaan, suku, dan bahasa menunjukkan statusnya sebagai negara dengan masyarakat yang majemuk. Keanekaragaman, jika dikelola dengan baik, dapat menjadi aset berharga, karena dapat memberikan keunikan dan kekuatan. Namun, jika tidak ditangani dengan bijak, keragaman ini dapat menimbulkan tantangan dan berpotensi menimbulkan perpecahan dan konflik yang membahayakan kohesi sosial.
Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari identitas bangsa. Indonesia terkenal sebagai bangsa yang berbeda, karena berhasil menjaga keharmonisan dalam negara yang terdiri dari berbagai budaya. Ini dicapai melalui merangkul dan memahami perbedaan satu sama lain.
Di berbagai bahasa, manusia diinstruksikan oleh kekuatan yang lebih tinggi untuk menghormati perbedaan ini, karena itu adalah karakteristik yang melekat. Alhasil, nilai-nilai universal yang telah hadir dalam kemanusiaan sepanjang sejarah tetap eksis dan memiliki kesamaan.
Tuhan menganugerahkan keragaman kepada bangsa Indonesia sebagai anugerah, dan itu adalah salah satu aset terbesar yang hanya dimiliki oleh sedikit bangsa lain di dunia. Penyebab geografis dan munculnya 97 bahasa berbeda dalam setiap kelompok masyarakat juga dapat berkontribusi pada keragaman ini. Perbedaan geografis, seperti fakta bahwa bahasa dan adat istiadat masyarakat yang tinggal di daerah pesisir dan yang tinggal di daerah pegunungan sangat berbeda satu sama lain.
Mungkin ada perbedaan dalam hal-hal seperti nada bicara dan pilihan kata, desain rumah, cara pelaksanaan upacara adat, alat kerja, dan lain-lain.
Keberagaman sebagai rahmat dari Tuhan tidak dapat dilepaskan dari hambatan yang sering muncul dalam kehidupan individu. Menanggapi perbedaan dengan kesempitan, membicarakan perbedaan, menentang orang lain yang tidak seperti dirinya, bahkan melakukan tindakan kekerasan yang memancing konflik skala besar.
Hal ini sangat rawan terjadi pada individu Indonesia yang dihadapkan pada perubahan dan kebebasan di era globalisasi.
Kebhinekaan dalam konteks bangsa Indonesia yang dipandang sebagai suatu keniscayaan dan harus direngkuh sepenuhnya, jauh dari angan-angan. Konsep bahwa keragaman adalah anugrah yang tidak dapat dijadikan pembenaran bagi segala bentuk intoleransi telah dirusak oleh berbagai konflik yang melibatkan isu suku, ras, dan agama.
Keanekaragaman budaya, sebagai salah satu kekayaan budaya yang berharga, merupakan kekuatan dan modal dalam membangun masyarakat Indonesia yang multikultural, karena menyajikan panorama budaya yang lengkap dan beragam. Mengambil bidang seni sebagai contoh, Indonesia memiliki segudang karya, kreasi, dan kekhasan yang berasal dari keragaman budaya masing-masing suku, meliputi seni sastra, seni pertunjukan, musik instrumental, tari, dan ekspresi artistik lainnya.
Berbagai bentuk tarian memiliki karakteristik etnis, termasuk tari Saman dari Aceh, tari Rantak dari Minangkabau, tari Legong dari Bali, tari Merak dari Jawa Barat, tari Yapong dari Jakarta, tari Serimpi dari Jawa Tengah, tari Tari Baksa Kembang dari Kalimantan Selatan, Tari Lenso dari Maluku, dan Tari Selamat Datang dari daerah Papua, serta berbagai tarian lain yang berasal dari berbagai suku bangsa.