[caption caption="Pak Tua dan Gerobaknya (Sumber Photo: hantustommy)"][/caption]Hari-hari ku jalani tanpa peduli usiaku semakin senja,
untuk mencukupi kebutuhan istri dan cucuku yang semata wayang.
Sejak orang tuanya pergi meninggalkan dunia fana,
tanpa meninggalkan harta yang terpandang, hanya cucuku seorang.
Aku dan istriku bukanlah orang yang terpandang,
bahkan jauh dari kehidupan yang layak.
Namun hanya cucuku yang kupandang,
sebagai penerus untuk berjuang hidup yang layak.
Ku melangkah tanpa ada kata lelah,
mencari nafkah dengan berjalan tanpa ada rasa keluh kesah.
Demi memenuhi makanan dan minuman hari ini,
terus berjalan dengan gerobak tua untuk mengais rejeki hari ini.
Meskipun hari-hari kulalui tanpa keluh kesah,
ku tetap melangkah menyusuri jalan-jalan kota tanpa lelah.
Meski matahari menyengat tubuhku yang mulai tua renta,
ku tetap melangkah untuk mengurangi rautan derita.
Ya, ku tetap melangkah...
Balikpapan, 19 Pebruari 2016
Hantus Tommy
Puisi ini lahir untuk mengikuti jejak-jejak [100 Puisi] Puisi “Orang-orang Kecil” di Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H