Lihat ke Halaman Asli

Catatan Pena untuk Ronghiya

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menara menara kehidupan..
Payung raksasa badai jiwa..
Tentram damai, sejuk semai..
Kini lenyap, ditelan senyap..
Takbir masjid tenggelam dalam letupan senjata..

Menara menara kehidupan..
Dalam tangis, dalam luka
Kini mereka tak lagi punya tempat meyandarkan perihnya..
Karena kebebasan terbelenggu
Karena ulah tangan hitam manusia tanpa jiwa..

Menara menara kehidupan..
Kini tangis, kini miris..
Kini mereka meringkuk diujung sepi sembari menahan rasa ingin mati yang tak terhingga..

Menara menara kehidupan
Padamu aku kabarkan kala malam malam beracun sekumpulan serigala berduyun duyun menerkam mereka dengan amarah terhunus
pilar pilar kebebasan pupus diberangus..
Catatan penaku melukis anyir darah, dari beku jantung simati, tentang kedamaian yang hangus dalam badai api




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline