Lihat ke Halaman Asli

Catatan pena perindu

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Termenung dlm ruang beku Disudut rindu ku bertanya tanya tentangmu Yang seakan lenyap Hilang rimbun sepi Wahai sang perindu Sejangkal,dptkh aku mendekat? Remang itu smakin pudar, lembar demi lembar Di padang nyerh yang menghampar Berujung sepi menuai sedih, pangkal dari segala pedih Dalam dekapan sunyi aku menantimu Candamu, tawamu, senyummu tikam jantungku Mungkin kau biasa, seperti mentari menyapa di kala pagi Bagimu aku tak ada arti. Tapi hilangmu berikan pilu Jalanku semakin buntu, dalam kelu kepeluk rindu Karena tiada peta tuk menyapa, patah pena hilanglah garis garisnya Oooh Tuhan... Hapuslah rindu ini Sirnakanah suka ini Biar siksaku lenyap Karna cinta kasih tak dapat, merapat, retak biduk di ombang ombing badai rindu Hentikalah rasaku dibukit ketuju, memendam semua cerita tentangmu Rabunkan mataku, agar wujudnya tak membius mata Sakiti aku Lenakan aku Biar kebencian tertanam di hati Bukan maksud buatmu berdosa Karena kuingin hilang rasa Semua rasa, asa yang menyiksa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline