Waktu kau berangkat dulu
kau genggam semangat sebesar batu.
Dengan jarimu sendiri, Kau pahat pula niat baik diatasnya
tanganmu mengepal melajur lebih depan dibanding kepala
sebab kau mengendarai hati, bukan kaki
di perempatan, orang-orang sepertimu bersua
saling mengobarkan api, bergandeng tangan membakar apa saja yang didekatnya
agar terang itu menembus kebuntuan jarak pandang
teriakan tak bakal mundur
janji kalian tebar berbongkah-bongkah, untuk setia pada benar
disulukkan dengan gempita, metafor beterbangan mengirim makna