Ajib, masya allah, burung Grebe jantan, jika tertarik dengan betina yang mungkin menjadi pasangannya, ia akan menyelam dan muncul di dekatnya. Ini mengingatkan kita tentang teori perang intelijen yang banyak beredar: pendadakan strategis.
Patut dicermati, di tengah kawanan Grebe yang tidak sedikit, si jantan hanya mendatangi betina yang telah diukur menurut "kacamata" nya, yaitu betina yang akan tergagap dan setuju kepadanya. Saat itulah Grebe jantan akan mengamalkan interpreneurship sejati, yakni membuat lawan bicara mengatakan "ya" tanpa harus ditanya.
Grebe jantan mengukur sosiologis dan mental kawanan: bahkan kemungkinan sabotase dari Jantan lain. Karena barangkali, jika mau sedikit membayangkan humor, spionase Grebe jantan selama berhari-hari telah dicium juga oleh Grebe lain yang memiliki tujuan yang sama. Disitu, barangkalai Grebe lain akan melakukan ambush, penghadangan. Artinya, Grebe lain ini telah membuat perkiraanjalur selam yang akan dilalui Grebe saingannya. Disebut penghadangan, karena hal itu dilakukan dengan cara menunggu disebuah tempat, hingga subyek yang bergerak dihentikan mendadak, dan, terjadilah yang terjadi.
Grebe yang malang..? Belum tentu. Grebe pertama mungkin sudah melakukan kontra spionase, melakukan pembusukan intelijen, sehingga total keterangan yang didapat para penguping hanyalah gliter diantara makanan ayam. Ah, kasihan.
----dan tentu, jika Grebe berhasil menaklukkan betinanya, dengan seluruh sejarah cinta yang seperti itu, ia akan tentukan perimeter hubungan: Operasi lawan insurjensi, tak akan dibiarkan Grebe lain merongrong kekuasaan cintanya. Aih.. Grebe knows better.. hehe.
.
Alam mengandung metode-metode yang dibutukan manusia untuk menghidupi cintanya. Ada yang menempuh dengan cara terhormat, atau barangkali seperti Babi yang gemar Semenleven. Hidup itu pilihan.
.
LIhatlah sekawanan Singa, anak-anak mereka berjejal disusuan, tak bertengkar dihadapan induknya, karena yang diperebutkan adalah cinta.
----Beda dengan Srigala, bahkan memakan hewan lain hidup-hidup, Singa tak lakukan demikian itu.
Lebih Keji, jika manusia memakan bangkai saudaranya.. Sibuk memantik api, berharap menerangi kegelapan, sedang yang terjadi justru membakar seluruh Hutan. Terjadi, karena mereka merasa besar dan tinggi, hingga mampu melihat segala sesuatu dari segala sisi, padahal tidak demikian. Apalah arti sebatang Pohon Oak yang paling besar ditengah rimba raya yang lebih tua darinya? Nas'alullah as salamah wal 'afiah.
Tahu diri membunuh rasa angkuh, begitulah jiwa besar mendidik dirinya untuk tetap hikmah dalam tindakan.
Grebe.. ah.. Grebe.. Meski begitu, jangan pernah datangi samudra, meski di air tawar engkau adalah jawara. (rw)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H