Lihat ke Halaman Asli

Hantodiningrat™

Minimalist Blogger

Berdoalah Ketika Anda Sedang Bahagia!

Diperbarui: 2 November 2015   09:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ada kalanya manusia seperti kita ini memiliki banyak masalah dalam hidup. Saya tidak hendak menyebutkan satu persatu masalah-masalah hidup manusia. Karena saya yakin Anda lebih dari sekedar tahu tentang masalah-masalah yang Anda hadapi masing-masing. Seringkali ketika kita sedang menghadapi banyaknya masalah hidup, kita mulai goyah. Kita mulai ragu dengan keberadaan Tuhan.
Benarkah Tuhan ada untuk membantu seluruh permasalahan yang sedang kita hadapi?

Tapi mengapa Tuhan tak kunjung datang membantu masalah dan cobaan hidup kita. Seolah-olah Tuhan pura-pura tidak tahu dan terkesan lepas tangan dengan apa yang sedang kita alami dan hadapi. Kita mulai mempertanyakan campur tangan Tuhan. Kita berusaha untuk menempuh segala cara, agar Tuhan memalingkan wajahnya kepada kita, agar berkenan mendengar keluh kesah kita. Kita bersimpuh dan mengaduh. Dan salah satu cara yang biasa kita tempuh adalah dengan berdo'a.

Berdo'a senantiasa mampu membuat kita jauh lebih tegar, mengembalikan krisis kepercayaan akan peran dan intervensi Tuhan terhadap segala permasalahan yang kita hadapi. Ketika kesusahan dan penderitaan melanda, kita mencoba mengaduh dan bersimpuh ke hadapan-Nya untuk barang sekejap mengucap do'a meminta pertolongan dan mengharapkan agar semua masalah cepat terselesaikan.
Semua hal ini benar adanya, akan tetapi sudah dalam cara yang sangat lazim.

Mengapa saya sebuat lazim? Ya, karena sudah banyak orang yang menggunakan do'a sebagai wujud permohonan kepada Tuhan untuk menyingkirkan kemelut yang terjadi dalam hidup kita. Kalau sedang susah kita seringkali mengaduh kepada-Nya. Kita banyak menumpahkan curahan hati dan keluh kesah, seolah-olah meminta Tuhan untuk mengasihani kita. Tidak ada yang salah dengan metode berdo'a yang seperti ini. Dan tidak ada yang melarang kita untuk berdo'a demikian.

Tapi, mari kita renungkan. Bukankah dengan begitu kita terlihat sangat pamrih kepada Tuhan. Kita menghubunginya ketika kita sedang dilanda kesusahan saja. Kita tidak pernah mengingatnya di waktu yang sangat membahagiakan dalam hidup kita, dan kita baru ingat ketika Dia sedang memberikan ujian yang sejatinya adalah sebuah bentuk kasih sayang. Hanya saja, kita diuji dengan cara yang agak lain. Sejatinya, ujian bisa berupa dua hal, bukan? Kesenangan dan kesusahan.

Pertanyaan saya cuma satu? Pernahkah Anda berdo'a kepada Tuhan ketika Anda benar-benar merasakan kebahagiaan? Saya rasa kita semua akan sangat jarang berdo'a kepada Tuhan tatkala kita sedang dipenuhi dengan kenikmatan. Kita hanya butuh Tuhan ketika kita sedang kesusahan. Kita tidak pernah menyediakan ruang dan porsi yang cukup untuk Tuhan ketika kita sedang bahagia. Kita seringkali menafikan keberadaannya. Tak pernah menganggapnya.

Mungkin itulah sebabnya mengapa hidup kita terasa lebih berat dari waktu ke waktu. Saya mencoba sebuah metode berdo'a dengan cara yang sama sekali baru. Saya berdo'a kepada Tuhan, ketika saya merasa sangat-sangat bahagia. Saya selalu ingin membagikan kebahagiaan yang sedang saya rasakan kepada-Nya. Saya ingin Tuhan tahu bahwa saya mengingatnya ketika saya sedang bahagia. Tidak hanya mengingat-Nya ketika saya sedang dilanda kesusahan saja.

Seringkali, berdo'a ketika bahagia, justru lebih banyak melinangkan air mata, daripada ketika saya berdo'a dalam keadaan kesusahan. Saya sungguh merasa sangat bahagia ketika kebahagian yang saya rasakan terbagi kepada Tuhan. Ini sebagai wujud syukur saya terhadap segala nikmat yang Tuhan karuniakan kepada saya. Yang saya inginkan hanya satu, yakni Tuhan tahu bahwa karunia yang Dia berikan ternyata jauh lebih banyak ketimbang cobaan dan rintangan yang seringkali saya keluhkan.

Hantodiningrat™ | Minimalist Blogger | Kompasianer | www.hantodiningrat.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline