Lihat ke Halaman Asli

Hantodiningrat™

Minimalist Blogger

Rahasia Sukses Membangun Blog Minimalis

Diperbarui: 24 Oktober 2015   15:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sebagai seorang blogger, jika kita mau jujur, sebenarnya apa yang dicari oleh seorang pengunjung blog itu sederhana saja, yakni informasi yang memudahkan dan bermanfaat bagi kehidupan mereka. Bukan yang lain. Bahkan bagi saya, yang juga gemar berkunjung atau membaca blog orang lain, terkadang saya tidak terlalu mempedulikan apapun selain konten atau artikel yang mereka tulis di blog itu. Singkat kata, yang paling dibutuhkan dari sebuah blog adalah kontennya. Itu yang paling krusial.

Hal-hal lain seperti desain dan pernak-pernik yang terpasang di blog, bagi saya hanyalah sebagai bonus agar pengunjung merasa nyaman saat berkunjung di sebuah blog. Saya adalah salah satu orang yang percaya bahwa, apa yang mungkin berlaku bagi saya, mungkin juga berlaku pula untuk orang lain. Jadi, jika saya sebagai seorang pengunjung sebuah blog hanya menginginkan kontennya saja, maka mungkin saja orang lain juga begitu ketika berkunjung & membaca isi blog saya.

Di internet, seseorang cenderung mengalami gangguan ADD (Attention Deficit Disorder). Gangguan ADD adalah sebuah gangguan dimana seseorang merasa sangat sukar untuk berkonsentrasi dan menaruh perhatian penuh pada waktu yang cukup lama. Dengan begitu, perilaku seseorang di internet cenderung random & melompat-lompat. Jadi, ketika seseorang sedang membaca artikel misalnya, tapi apa yang ia cari tidak ketemu, seketika mereka akan langsung keluar dari situs tersebut.

Bagaimana saya bisa tahu? Karena saya juga begitu. Dan diatas juga sudah saya sebutkan, bahwa saya adalah salah satu orang yang percaya, jika apa yang mungkin terjadi pada saya, maka berlaku pula untuk orang lain. Jika saya saja bisa mengalami gangguan ADD di internet, maka mungkin saja orang-orang juga mengalami hal yang tidak jauh berbeda dengan apa yang saya alami. Nah, melihat fenomena yang seperti itu, kemudian saya belajar untuk introspeksi diri.

Dengan cara apa? Jika saya malas membaca sebuah blog yang bertele-tele, maka sebisa mungkin ketika saya membangun sebuah blog, saya akan membuat atau bahkan mendesain blog yang to the point, tidak bertele-tele. Jika saya benci dengan blog yang kontennya kurang nyaman dibaca, maka semaksimalnya saya akan berusaha membuat sebuah konten yang tidak hanya bisa dipetik manfaatnya, tapi juga ramah untuk dibaca dan bisa dirasakan kenyamanannya.

Jika saya kurang menyukai sebuah blog atau situs yang terlalu ribet navigasinya, maka saya akan membuat sebuah blog yang justru memudahkan seorang pengunjung untuk menjelajah setiap jengkal dari blog yang saya kelola. Jika saya tidak menyukai sebuah blog yang ribet dan kompleks desain dan layoutnya, maka saya akan mencoba untuk mensederhanakan blog saya itu, sesederhana dan seminimalis mungkin, agar pengunjung merasa nyaman, senyaman blog atau rumah sendiri.

Dalam proses penulisan konten atau artikel itu sendiri, saya terilhami dari dasar-dasar gaya hidup minimalis. Gaya hidup minimalis mengajurkan kita untuk mensederhanakan segala hal, sampai benar-benar hanya menyisakan hal yang benar-benar esensial saja. Maka dari itu, saya berusaha untuk tidak menambah-nambahi hal-hal yang tidak terlalu penting di blog. Prinsip saya cuma satu, menangkan hati pembaca dengan konten yang memudahkan mereka.

Buat konten esensial yang bermanfaat. Jangan buat konten yang terlalu panjang, yang membuat mereka lelah saat membacanya! Sadari bahwa mereka punya aktivitas lain daripada sekedar membaca blog Anda. Hargai waktu mereka, karena waktu yang terlewat tak bisa kembali. Bagaimanapun, kunci sukses dalam membangun sebuah blog minimalis cuma satu. Jangan pernah pasang apapun yang tidak dibutuhkan di blog Anda! Sesederhana itu.

Hantodiningrat™ | Minimalist Blogger | Kompasianer | www.hantodiningrat.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline