Lihat ke Halaman Asli

Hans Pt

Swasta, Sejak Dahoeloe Kala

Stasiun Besar dengan Toilet Umum Kecil, Kejam!

Diperbarui: 29 Januari 2023   17:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puluhan orang penumpang KRL antri toilet (Foto: Dokumen Pribadi)

Ini pengalaman tentang sebuah stasiun kereta api yang memiliki status "besar". Disebut "besar" karena memiliki jalur yang sangat banyak, jam operasional yang padat: dari pagi buta hingga malam buta. Stasiun sekelas ini dengan sendirinya menjadi tempat berkumpul banyak orang dari pagi hingga malam. Orang-orang ini pastinya calon penumpang yang hendak bepergian, atau orang-orang yang baru datang atau turun dari kereta api

Bila kereta masuk (datang) pada jam-jam sibuk, maka akan tumpah ruah manusia (penumpang) dalam jumlah ribuan. Tidak sedikit dari mereka yang langsung mencari kamar kecil, toilet umum (WC). Bayangkan jika selama dalam perjalanan mereka sudah menahan-nahan hasrat untuk buang air kecil ataupun BAB. Maka ketika moda transportasi berhenti, mereka akan turun dengan buru-buru atau tergesa-gesa sesuai dengan tingkat "kekebeletan" yang mereka alami saat itu.

Betapa lega dan bersyukurnya jika pada saat tiba di toilet umum yang ada di stasiun itu, room-nya sedang kosong. Maka hasrat dan "dendam" yang tertahan selama beberapa jam atau menit itu, bisa langsung dituntaskan dengan sukacita. Tapi jika sebaliknya, tempat yang sedang kita idamkan atau butuhkan itu dalam kondisi terpakai, alangkah nelangsanya hati ini. Dunia rasanya bagaikan menjelang kiamat. 

Bayangkan apabila dalam saat yang sama ada banyak orang yang sedang bernasib sama. Walhasil akan terjadi antrian panjang.

Penulis pernah mengalami kejadian "mendebarkan" semacam ini setiba di sebuah stasiun akhir. Namanya perjalanan panjang malam hari, dan pagi hari tiba di tujuan, banyak penumpang yang mencari toilet. Tapi betapa heran dan menjengkelkan menemukan cuma ada satu room di stasiun besar dan megah itu. Antrian pun terjadi.

Bagi kaum lelaki, situasi semacam ini mungkin masih bisa disiasati dengan misalnya "merapat" ke pohon atau tembok. Namun rasanya tidak sopan dan tidak berbudaya. Tetapi kadang kita harus berpikir tentang kesehatan di masa depan. Sebab jika terlalu sering menahan-nahan, bukan tidak mungkin suatu saat ginjal akan terganggu.

Tapi semua kemungkinan buruk ini bisa diantisipasi apabila pihak-pihak yang berkompeten dalam pengadaan fasilitas yang menunjang kenyamanan penumpang, membangun banyak room di kawasan stasiun. Seperti di stasiun besar yang sedang dalam pembahasan ini, sebenarnya diperlukan rest room di beberapa titik, bukan hanya di utara, tetapi juga di selatan, barat atau timur, supaya tidak sampai terjadi situasi di mana puluhan orang mengantri untuk buang hajat, sementara tempat yang tersedia hanya satu atau dua room.

Berdasarkan pengakuan seorang petugas kebersihan, saat itu toilet sedang direnovasi. Dan dalam kesempatan itu penulis minta supaya titiknya dan room-nya diperbanyak, harus ada di utara, selatan, atau barat dan timur.

Janganlah timbul kesan bahwa pengelola royal dan jor-joran memberikan tempat bagi pemodal yang membuka gerai atau restoran, sementara kebutuhan vital dan mendesak penumpang, seperti toilet terkesan dibatasi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline