Penggemar sepak bola sejagad yang hidup di awal Millenia 3 ini, pastinya bersyukur bisa mengenal, mengalami atau menyaksikan secara langsung dua pesepak bola paling fenomenal di tahun 2000-an ini.
Keduanya adalah Lionel Messi dan Christiano Ronaldo. Yang pertama dari Argentina, dan yang satu lagi dari Portugal.
Takdirlah yang membuat keduanya hidup dalam era yang bersamaan, namun berada dalam klub dan negara yang berbeda sehingga fans pun terbelah.
Ketika dulu Leo Messi di Barcelona, dan Christiano Ronaldo di Real Madrid, praktis penggemar Madrid membenci Messi, dan sebaliknya pemuja Messi auto-pembenci Christiano Ronaldo.
Terlepas dari itu, kedua orang ini memang sama-sama fenomenal. Hidup dalam era/zaman yang sama, bahkan terbilang sebaya pula dari segi usia. Hanya saja, si Ronaldo lebih tua satu tahun.
Sulit menjelaskan perbedaan keduanya soal skill mengolah si kulit bundar. Di klub masing-masing pun, keduanya sangat berperan penting, baik dari segi posisi mau pun pengaruh. Buktinya klub di mana mereka ada, umumnya menempati posisi yang baik dari segi prestasi dan pencapaian di setiap musim kompetisi.
Fans? Jangan ditanya lagi. Hampir semua penduduk Bumi yang menggemari sepak bola, bisa jadi merupakan pengidola mereka.
Tetapi semua ada masanya atau ukuran idealnya. Sepak bola yang berada dalam level tinggi, semacam liga Eropa, menuntut kecepatan kebugaran dan kesempurnaan dari setiap pemain.
Di sini faktor usia berbicara. Maka ada semacam kesepakatan umum yang tidak tertulis: jika seorang pemain sudah melampaui usia 30 tahun, sebaliknya bersiap gantung sepatu.
Dalam konteks ini, Messi dan Ronaldo sudah lewat 35 tahun. Sudah uzur dalam ukuran dunia sepak bola. Betapapun mungkin masih terlihat handal dan trampil di lapangan, namun pastinya sudah menurun, baik stamina maupun kecepatan pun kegesitan.