Lihat ke Halaman Asli

Hans Pt

Swasta, Sejak Dahoeloe Kala

Jika Sudah Unggul, Timnas Jangan Ngotot Lagi

Diperbarui: 8 Desember 2019   12:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Detik.com

Pertandingan semifinal cabang sepak bola SEA Games 2019 Manila Filipina, antara PSSI U-23 versus Myanmar yang dihelat di Rizal Memorial Stadium, Manila, Sabtu 7 Desember 2019, akhirnya dimenangkan oleh Garuda Muda dengan skor 4 - 2. Hasil positif itu didapat setelah melalui perpanjangan waktu 2 x 15 menit.

Indonesia maju ke final menghadapi Vietnam, yang pada hari yang sama menaklukkan Timnas Kamboja dengan skor 4 - 0. Grand final ini menjadi kurang greget sebab kedua finalis tadinya berada dalam Grup B. 

Vietnam dengan status juara grup menghadapi Kamboja yang lolos ke semifinal selaku runners up Grup A. Tim Merah Putih melawan peringkat pertama Grup A, Myanmar.

Di semifinal, hingga babak pertama, PSSI bermain imbang atas Myanmar, sekalipun timnas kita sebenarnya cukup banyak menciptakan peluang. Gol yang diharapkan baru tercetak pada menit ke-60 oleh Evan Dimas. Eggi M. Fikri menggandakan kemenangan timnya menjadi 2 - 0 pada menit ke-71.

Rasa percaya diri yang mungkin sangat berlebihan, membuat Osvaldo dkk tidak mengendorkan serangan ke wilayah lawan. Mereka terus menggempur hingga jauh meninggalkan wilayah sendiri. Nafsu menambah keunggulan sangat terlihat di kubu anak-anak Garuda. 

Dan kondisi seperti ini dimanfaatkan dengan jitu oleh Myanmar. Pada menit ke-78 pemain Myanmar bernomor punggung 13 membobol gawang PSSI tanpa adanya kawalan ketat dari pemain belakang Indonesia. Skor 2 - 1.

Satu menit kemudian (79), Myanmar menyamakan kedudukan menjadi 2 - 2 berkat sepakan pemain pengganti, WN Tun bernomor punggung 10.

Tentu saja kondisi ini sangat memukul skuat Merah Putih dan segenap bangsa Indonesia. Secara alami, Asnawi Bahar cs pasti menurun semangatnya gara-gara mentalnya sedang terpukul oleh dua gol yang berdekatan jaraknya itu. Sebaliknya timnas Myanmar pasti terangkat moralnya yang padahal sudah terpuruk. 

Untunglah timnas PSSI tidak larut dalam keterpurukan itu sehingga paling tidak dapat bertahan hingga peluit panjang ditiup wasit. Pertandingan pun dilanjutkan 2 x 15 menit.

Apes nian. Mestinya, PSSI sudah memegang tiket ke grandfinal, namun gara-gara kesalahan sendiri, tiket yang sebenarnya sudah di tangan, terpaksa dilepas lagi.

Apa kesalahan itu? Tim Garuda tidak mengubah strategi ketika sudah unggul "besar", 2 - 0, pada menit ke-71. Timnas tetap bernfasu menambah kemenangan hingga wilayah pertahanan terlupakan. Sementara Myanmar sudah menerapkan taktik serangan balik dengan menempatkan seorang pemain di dekat wilayah Garuda. Anak-anak Aung San Syuukie tahu diri bahwa kekuatan yang mereka miliki tidak memadai untuk meladeni Indonesia secara frontal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline