Berita tentang Ratna Sarumpaet yang ujug-ujug tampil babak belur mungkin belum akan dilupakan banyak orang hingga tahun 2018 ini berakhir. Bahkan memori "wajah bonyok" ini akan terbawa-bawa hingga pilpres tahun depan.
Sebab peristiwa babak belurnya wajah Ratna jelas bukan hanya masalah dia seorang, namun diduga sudah merupakan skenario besar dari sebuah kelompok besar dengan tujuan yang sangat besar.
Logikanya, untuk apa sih seorang nenek usia 70 tahun merasa perlu melakukan operasi plastik pada wajahnya? Apa lagi selama ini tidak ada yang aneh atau yang ganjil pada wajah Ratna.
Dalam usianya yang sudah sepuh, dia tetap energik, wajah bercahaya, bahkan tampak garang kalau sedang berbicara di forum-forum. Artinya, tidak ada masalah dengan wajah perempuan yang menjadi salah seorang juru kampanye pasangan capres Prabowo-Sandi ini. Kondisi dari salah seorang pejuang pihak oposisi ini baik-baik saja.
Oposisi yang semakin kehilangan ide untuk menyerang pemerintah Jokowi, tentu semakin galau, frustasi dan putus asa. Segala hoax dan isu murahan, fitnah segala macam yang mereka sebarkan di medsos tidak bergaung, tidak berdampak.
Justru sebaliknya rakyat makin simpati kepada pemerintah yang begitu cepat dan sigap bergerak terutama ketika terjadi bencana gempa di Lombok (NTB), hingga belum lama ini gempa yang lebih dahsyat dan tsunami melanda Palu, Donggala (Sulawesi Tengah), dan sekitarnya.
Lepas dari itu, kita memang harus akui bahwa pihak oposisi sangat ahli dalam membuat segala macam hoax dan propaganda yang bisa menyesatkan publik. Bagi warga yang aktif di media sosial semacam Facebook pasti bisa merasakan hal ini.
Bagi mereka tidak ada satu pun tindakan pemerintah saat ini yang benar. Semua salah, dan bahkan menuding Jokowi pembohong dan penipu, dengan alasan tidak ada satu pun janji-janji kampanye Jokowi yang dipenuhi.
Entah rumus apa yang mereka gunakan sehingga berani mengatakan ini. Bahkan ketika kasus Ratna Sarumpaet terkuak sebagai pembuat hoax terbaik, seorang oknum dari kubu oposisi yang gemar berpakaian ala orang Arab, TZ, masih mencuitkan status di medsos bahwa bohong Ratna Sarumpaet itu belum apa-apa dibanding bohongnya Jokowi. Dasar ghendeng!
Masyarakat jaman now sudah cerdas dan tidak percaya bahwa peristiwa babak-belurnya wajah Ratna ini merupakan sesuatu yang ujug-ujug terjadi. Pasti ada skenario besar di balik itu, yang titik start-nya dimulai dari operasi plastik ini.
Guna mengurai misteri ini, kita harus mempertanyakan motif seorang nenek-nenek usia 70 tahun melakukan operasi plastik. Jawaban yang paling mungkin dalam kasus ini adalah: untuk mendapatkan wajah bonyok atau babak belur. Sebab teorinya memang demikian, wajah yang baru mengalami operasi plastik akan tampak bagaikan orang yang baru saja dihujani pukulan keras dan bertubi-tubi. Wajah orang yang baru melakukan operasi plastik akan tampak bagai korban penganiayaan berat dan sadis.