Lihat ke Halaman Asli

Hans Pt

Swasta, Sejak Dahoeloe Kala

Sebab Tak Ada yang Mampu Hadapi Jokowi secara Elegan

Diperbarui: 8 Mei 2018   04:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber: konfrontasi.com)


Sosok Jokowi sebagai presiden, jelas mengagetkan banyak orang. Pasti banyak yang kecele sebab penilaian mereka terhadap pria kalem ini ternyata salah total. Di bulan-bulan pertama jabatannya sebagai RI1, beberapa pihak yang mulai merasakan "ketidaknyamanan" dengan keberadaannya, tak kuasa lagi menyembunyikan perasaan.

Salah seorang anggota DPR yang awalnya mendukung, mungkin karena bisnisnya jadi macet atau tidak selancar dulu lagi, mulai menyerang Jokowi lewat statemen di medsos. Dengan nada sinis menahan geram dia mengatakan bahwa Jokowi paling lama hanya bisa dua tahun menjadi presiden! 

Namun apa yang kita saksikan sungguh di luar dugaan. Satu demi satu partai yang menjadi rivalnya dalam Pilpres 2014, mendekat dan bernaung di bawah Presiden. Dari sejumlah parpol yang mendukung Prabowo pada pilpres lalu, praktis hanya PKS dan Gerindra yang tidak mau berbaikan dengan pemerintah. Gengsi mungkin.

Masih ingat kasus "Papa minta saham" yang membawa-bawa Freeport pada tahun 2015? Dalam kasus yang menghebohkan itu, Setya Novanto, salah satu aktor dalam adegan pembicaraan yang direkam itu, diduga meminta saham.  Setnov yang saat itu ketua DPR diduga meminta saham Freeport. 

Salah seorang pengusaha, juragan minyak yang memang berkepentingan dengan perpanjangan ijin PT Freeport, dalam transkrip rekaman mengatakan, "Kalau Jokowi nekat menyetop Freeport, jatuh dia!" Mungkin pada saat itu ada desas-desus bahwa ijin PT Freeport tidak akan diperpanjang oleh Jokowi.

Freeport memang tidak disetop, sebab memang masih punya sisa kontrak. Tapi paling tidak pemerintah terus berusaha mengambil alih kepemilikan saham di perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu, dari sebesar 9,36% hingga 51%. 

Pemerintah menargetkan pengambilalihan saham PT Freeport Indonesia  (PTFI) sebesar 51% rampung pada Juni 2018. Saat ini, kepemilikan saham Indonesia di perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS) itu baru  sebesar 9,36% (detik finance, 12 Januari 2018). Gonjang-ganjing Freeport sudah mereda, namun Jokowi tetap anteng-anteng saja.

Jadi, gonjang-ganjing PT Freeport yang diprediksi bisa membuat Jokowi terjerembap, ternyata tidak terjadi apa-apa.  Bahkan kabarnya Pemda Papua akan kebagian saham sebesar 10% dari usaha  pertambangan yang mengeruk hasil bumi mereka itu. Ini sungguh hal yang  mencengangkan, yang bahkan tak terbayangkan bisa terjadi di era  presiden-presiden sebelumnya.

Siapa lagi sosok orang yang selalu gatel ingin menjungkalkan Jokowi? Amien Rais. Bapak tua yang satu ini--entah apa yang mengganggu pikirannya sehingga begitu "dendam" pada Jokowi. Apa dia iri sebab Jokowi yang bertubuh lebih kerempeng dan bertampang lebih  ndeso dari dirinya tersebut kok bisa menjadi presiden?

Atau dia tidak rela bila Jokowi yang  "hanya" lulusan S1 dari Universitas Gadjah Mada (UGM) itu bisa menjadi presiden? Sementara dia, yang bergelar profesor doktor, menjabat guru besar UGM,  sejak 1999 berjuang untuk menjadi presiden, namun tidak pernah kesampaian? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline