Lihat ke Halaman Asli

Pola Managemen PD Pasar Jaya Tidak Aspiratif terhadap Para Pedagang

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13016239461427926734

[caption id="attachment_98121" align="alignleft" width="320" caption="Anggota DPRD DKI Sanusi dan Andika mendatangi Pedagang Pasar Kramat Jati demi mendengar aspirasi mereka"][/caption]

Gara-gara mahalnya Perpanjangan Hak Pemakaian (PHP) kios di Pasar Kramat Jati, maka ratusan pedagang di sana Kamis (31/3) pagi meminta pendapat dari anggota DPRD dari Fraksi Partai Gerindra untuk mendengarkan keluhan mereka secara langsung. Hadir anggota Dewan yang diketuai oleh Sanusi dengan anggota fraksi lainnya, yaitu Taufik Hadiawan, Andika dan Rini. Perwakilan pedagang,Lukman Agam  membuka dialog pengantar dengan menyampaikan inti keluhan pedagang karena mahalnya penetapan harga PHP. Salah seorang Pedagang emas, Herman Gunawan atau biasa dipanggil Asiong menilai kebijakan PD Pasar Jaya menetapkan harga kios untuk PHP dalam 15 tahun mendatang dinilai tidak aspiratif dan tidak akomaditif, dimana tidak ada dialog dan sosialisasi yang cukup kepada para pedagang. Menurut pendapat Ketua Fraksi Gerindra Sanusi, hendaknya PD Pasar Jaya lebih mendengar aspirasi pedagang. Hal itu karena para pedagang adalah mitra dari PD Pasar Jaya, sedangkan PD Pasar Jaya adalah asset Pempro DKI Jakarta yang dikelola oleh BUMD tersebut. Ia berharap semua pihak mematuhi Perda No.2 Tahun 2009 dan Perda No.3 Tahun 2009 demi mencapat dialog yang saling menguntungkan antar berbagai pihak. Salah seorang pedagang obat-obatan, Yusminar yang menolak harga mahal mengusulkan agar sistem bayar dapat diberikan selama 5 tahun tanpa bunga. Ia pun meminta uang muka 20% dapat diangsur selama 6 bulan.

[caption id="attachment_98122" align="alignnone" width="320" caption="Para Pedagang obat di Lantai 1 Pasar Kramat Jati yang protes harga PHP tinggi yang ditetapkan PD Pasar Jaya"][/caption]




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline