Lihat ke Halaman Asli

Universitas Tertua di Indonesia Bukanlah Universitas Indonesia?

Diperbarui: 4 Maret 2018   09:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu bangunan di Kompleks Universitas (sumber foto: dokumentasi pribadi)

Beberapa hari yang lalu saya menyempatkan diri untuk mengunjungi universitas tertua di Indonesia. Jika Universitas Indonesia, yang merupakan universitas yang dianggap paling tua di Indonesia saat ini, berdiri pada tahu 1851 justru universitas  yang saya kunjungi ini jauh lebih tua lagi. Universitas tertua ini berdiri sekitar abad ke-7 masehi. Jadi, universitas ini sudah berdiri kurang lebih seribu tahun lamanya sebelum Universitas Indonesia didirikan.

Universitas ini tidak terletak di Pulau Jawa yang notabenenya merupakan tempat berdirinya universitas-universitas papan atas di Indonesia. Universitas ini terletak di provinsi yang justru tidak memiliki universitas yang sangat maju dan terkenal.

Universitas ini terletak di pinggir Sungai Batanghari Jambi. Tepatnya di Desa Muara Jambi Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi. Tidak usah membayangkan universitas mega di kota yang dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap, universitas tertua ini hanyalah universitas yang terletak di kampung dengan fasilitas yang memili keunikan dan ciri khasnya sendiri. Jangan pula membayangkan universitas ini masih beroperasi layaknya universitas pada umumnya. Universitas ini kini hanya tersisah beberapa bangunanya saja yang masih tampak utuh.

Namun walaupun tidak beroperasi lagi, universitas ini memiliki kejayaan masalah lalu yang patut kita telusuri dan pelajari supaya kita merasa memiliki. Kalau sudah merasa memiliki harapannya kita mau melestarikannya dan menggaungkannya kembali supaya universitas ini bisa dikenang dan bisa dijadikan sebagai bahan pelajaran.

Menurut sejarah, universitas ini dulunya adalah sebuah pusat pendidikan (universitas) Agama Budha tertua dan terbesar di Asia Tenggara yang memegang peran penting selama kurang lebih tujuh abad (abad ke-7 samapai aban ke-14). Universitas ini memiliki hubungan erat dengan Nalanda India yang juga berfungsi sebagai pusat pendidikan Agama Budha. Keberadaan universitas kuno ini juga ditemukan pada catatan perjalanan  I-Tsing, seorang pendeta Budha dari Cina, pada catatannya I-Tsing mengambarkan kebesaran sebuah pusat pembelajaran di Pulau Sumatra.

Masyarakat Jambi pada umumnya justru tidak menganggap peninggalan ini sebagai universitas. Mereka justru lebih mengenalnya sebagai candi Muaro Jambi. Kalau mendengar kata candi kita justru akan teringat dengan Candi Borobudur, Candi Perambanan, dll yang sangat megah terbuat dari material batuan. Universitas ini justru tidak semega candi tersebut karena sejatinya bukanlah 'candi'. Bangunannya  pada bagian dasar terbuat dari material berupa batu bata dan pada bagian atas diduga terbuat dari kayu. Namun, jika dipandang sebagai universitas bangunannya yang hanya terbuat dari batubata sepertinya merupakan hal yang logis dan wajar.

Tembok pembatas (Sumber foto: dokumentasi pribadi)

Bangunan-bangunannya rata-rata di kelilingi oleh tembok batubata yang lumyan tinggi setinggi orang dewasa. Pada bagian dalamnya ditemukan bilik-bilik dan pada bilik-bilik tersebut terdapat kolam dan sumur tua. Ini artinya bahwa bangunan-bangunan ini adalah tempat tinggal.

Sumur Tua yang terdapat pada salah satu Bilik (Sumber foto: dokumentasi pribadi)

Fakta lainnya yang mendukung klaim bahwa bangunan-bangunan ini bukanlah 'candi' tetapi merupakan universitas adalah menapo (bangunan yang belum di eskapasi) jumlahnya banyak dan tersebar di lokasi seluas lebih kurang 3.981 hektar. Kompleks-kompleks bangunan dipisahkan oleh kanal-kanal kuno, sepertinya kanal-kanal kuno ini berfungsi sebagai sarana transportasi dengan perahu atau kapal pada masa itu.

Kanal kuno (sumber foto: dokumentasi pribadi)

Klaim bahwa kompleks percandian muaro jambi adalah universitas tertua di Indonesia masih perlu dibuktikan dengan banyak penelitian. Semoga tulisan ini dapat menarik minat pembaca untuk datang melihat dan menyaksikan Kompleks Pencandian Muaro Jambi, lebih-lebih untuk mengadakan suatu penelitian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline