Lihat ke Halaman Asli

PBB Membalas Indonesia

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gedung Merdeka tempat penyelenggaraan KKA ke 60

Konfrensi Asia Afrika (KAA) baru saja berlalu. Ada suatu bagian penting yang menjadi sorotan utama dalam konfrensi ini, yang kemudian ramai diberitakan di media masa. Bagian penting itu adalah pidato Presiden Jokowi pada pembukaan KAA. Ada beberapa poin penting yang disampaikan Presiden Jokowi pada pidatonya itu, salah satunya akan dibahas pada ulasan berikut ini. Sekedar untuk mengingatkan Kita semua, maka Saya kutip sepenggalan dari pidatotersebut berikut ini,

“... Kita bangsa di Asia Afrika mendesak reformasi PBB. Agar berfungsi secara optimal sebagai badan dunia yang mengutamakan keadilan bagi kita semua...”.

Berdasarkan pernyataan Presiden Jokowi itu jelas bahwa Presiden Jokowi menganggap kerja PBB belum optimal, belum mengutamakan keadilan bagi bangsa-bangsa Asia Afrika. Lalu, siapa kira-kira yang berang dengan pernyataan Presiden Jokowi ini? Sudah pasti pemimpin tertinggi PBB yaitu sekjen PBB dan negara-negara Eropa Amerika penyokong PBB.

Sudah menjadi sifat dasar manusia bila Ia dikritik, maka Ia pun akan balik mengkritik, masalah membenahi diri sendiri itu urusan belakangan. Melalui eksekusi mati terpidana mati di Indonesia, mereka akhirnya mendapatkan momentum yang tepat untuk membalas kritikan Indonesia. PBB melalui sekjennya mengecam tindakan Indonesia itu dengan mengatakan bahwa hukuman mati tidak cocok lagi pada abad XXI. Orang bisa saja bertanya-tanya mengapa Sekjen PBB mengecam Indonesia melaksanakan eksekusi terpidana mati namun dilain pihak mendiamkan negara-negara besar seperti Amerika serikat yang juga masih menerapkan hukuman mati? Jawabannya tentu ada diorganisasi PBB itu sendiri mengapa mengambil sikap seperti itu.

Kecaman sekjen PBB tersebut boleh jadi pertanda atau peringatan kepada Indonesia supaya tidak mengkritik kebijakan-kebijakan PBB. Boleh jadi juga merupakan upaya untuk mengucilkan Indonesia di kanca internasional, mengingat negara non Asia Afrika seperti Australia dan Prancis juga mengecam tindakan Indonesia itu. Sebagai warga negara Kita sepatutnya mendukung kebijakan pemerinta Kita, sehingga walaupun pihak asing ingin mengombang-ambingkan bangsa Kita mereka tidak akan dapat melakukannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline