Lihat ke Halaman Asli

Future

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dikisahkan ada seorang pemuda 14 tahun bernama Indra, Indra Specto. Ia merupakan pangeran kedua dari kerajaan Arge. Indra lahir di sebuah kota yang bernama Venn, 29 Febuari 2200.

Di zaman ini, di zamannya, dunia terbagi atas 5 kerajaan, yaitu: Arge, Aurum, Pendisse, Ignis, dan Caelum.

Setelah dibuang dari Arge, Indra merantau ke Ignis, sebuah kerajaan besar yang merupakan tempat dimana ibunya lahir. Disanalah ia dijadukan bagian dari keluarga kerajaan setelah diadopsi oleh raja Ignis, Zimo. Di tempat itu pula ia bertemu dengan seseorang yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama yaitu Mita, Clarin Mita. Walau demikian, mereka tak lebih dari partner.

Suatu hari, sekitar pukul 8 pagi, terdengar suara dari balik pintu kamar Indra. “Tok tok tok… Indra! Indra! Indra!!!” Teriak seseorang dari balik pintu. Indra yang masih sangat mengantuk melanjutkan tidurnya tanpa mempedulikan suara dari balik pintu itu. Tak lama berselang, hal yang sama terulang. Ada seseorang yang mengetuk pintu dan berteriak. Indra yang merasa terganggu langsung berjalan kearah pintu dan membukanya. Ternyata itu adalah Clarin.

Sesaat setelah Indra membuka pintu kamarnya, terdengarlah omelan dari Clarin, “Dasar kau pemalas! Ini sudah jam berapa?! Dengkuranmu itu terdengar sampai ke kamarku tahu!” Hal seperti ini memang sudah lumrah terjadi di istana Ignis. Maklum, kamar mereka berseberangan dan Indra selalu mendengkur setiap malam.

Tanpa mengucapkan permisi, Clarin langsung masuk ke kamar Indra dan alangka terkejutnya ia ketika melihat sebuah kamar yang sangat amburadul. Terdengar teriakan yang datang dari mulut Clarin, “Indra!!! Apa ini!!!” Indra dengan spontan menjawab, “Kamar.” “Apa?! Kau menyebut ini kamar?! Ini adalah kamar paling berantakan yang pernah aku lihat!” seru Clarin.

Sebenarnya, Clarin hendak mengajak Indra berkeliling kota Yster. Konon, di kota ini terdapat satu goa yang menyimpan sebuah pedang yang cukup berharga dan orang yang tidak cukup kuat dan nekat memasukinya tak akan pernah bisa keluar.

Indra merasa tertantang untuk pergi ke tempat tersebut. Rasa penasaran itu seketika melenyapkan rasa kantuk Indra.

Indra segera membasuh tubuhnya dan bersiap-siap. Tak lama berselang, ia pergi bersama Clarin ke kota itu. Perjalanan ke kota Yster memakan waktu lebih dari 2 jam dari istana yang terletak di kota Vlevel.

Mereka tiba di Yster sekitar pukul 11 siang. Indra dan Clarin singgah di suatu tempat makan sederhana dan makan diang di warung milik sepasang lansia. Sedari mereka memesan makanan hingga hampir selesai makan, kedua lansia itu Nampak sama sekali tidak bersahabat. Itu terlihat jelas dari raut wajahnya. Indra sendiri merasa ada sesuatu yang aneh.

“Hai kau anak muda!” Ucap sang kakek. “Aku tahu kau pasti sangat menginginkan Ligumbra. Namun, apapun yang terjadi jangan sekali-kali kau mencoba mendekati atau bahkan masuk ke goa suci tempat pedang itu beristirahat!” Lanjutnya dengan suara yang agak terbata-bata. “Jadi namanya adalah Ligumbra, yaa…? Kalau menurutmu semua orang yang masuk tak akan pernah keluar dengan selamat, aku akan menjadi orang pertama yang berhasil keluar dengan selamat dari tempat itu. Lagipula, tujuan utamaku kemari bukan untuk mendapatkan pedang yang kau sebut Ligumbra itu. Tujuanku kesini adalah untuk menantang dan mengalahkannya! Dan aku tidak akan gagal!” seru Indra pada si kakek. “Anak muda memang kereas kepala dan sulit dinasihati.” Ucap sang nenek yang berdiri disamping kakek tua itu.

“Kalau begitu, berapa harga total seluruh makanannya, Kek?” tanya Indra pada si kakek tua tersebut. “Kalian tidak perlu membayar karena itu akan menjadi makanan terakhir kalian di kehidupan ini.” Ucap sang kakek pada Indra. Indra keluar bersama Clarin dan meninggalkan sedikit uang dibalik mangkuk sup daging di meja tempat mereka duduk tadi. Indra sedikit penasaran daging apa yang sepasang lansia masak sehingga rasanya begitu enak.

“Indra! Menurutmu, mengapa kedua lansia tadi bicara demikian pada kita?” Tanya Clarin pada Indra. “Aku menduga…” “Menduga apa? Tanya Clarin penasaran. “Tidak. Yang pasti kau akan tahu ketika kita sudah berhasil mendapatkan Ligumbra.” Jawab Indra.

Mereka berjalan menuju goa dimana Ligumbra disegel. “Ada yang mengikuti kita!” ucap Indra pada Clarin. “Siapa itu?” Tanya Clarin penasaran. “Aku juga tidak tahu siapa mereka. Yang pasti berjaga-jagalah dan tetap waspada. Tempat ini sepertinya kurang bersahabat.” Ucap Indra pada Clarin. Clarin menggenggam lengan Indra erat-erat sepanjang perjalanan mereka ke goa yang melintasi hutan.

Dalam waktu singkat, mereka sampai di mulut goa. Mereka segera masuk kedalam goa tersebut. Hanya cahaya dari api biru yang ada di dinding-dinding goa yang menurut legenda sudah ada sejak pertama kali goa ini terbentuk dan tidak akan pernah redup cahayanya sampai akhir zaman yang terlihat di sepanjang perjalanan mereka menelusuri goa.

“Hap!” Indra memeluk Clarin erat-erat dan melompat menghindari sebuah anak panah yang ditembakkan kearah mereka. “Siapa itu!” Seru Indra.

“Aku sudah memperingatkanmu untuk jangan pergi ke tempat ini, nak!” Jawab orang itu. “Jadi kau adalah kakek dari warung tadi yang mengikuti kami disepanjang perjalanan tadi?!” Seru Indra.

“Ternyata perkiraanku benar. Kau dan nenek itu adalah penjaga goa ini. Dan daging yang kau masak itu adalah daging orang yang pernah masuk kesini, kan?” Ucap Indra pada mereka. “Jadi maksudmu, sup yang kita makan adalah sup daging manusia?” Tanya Clarin pada Indra. “Ya, ternyata kau sangat cerdas, anakmuda. Otakmu pasti lezat.” Ucap si nenek tua itu pada Indra.

“Jadi, lawan bertarung pertamaku adalah kalian, penjaga goa yang telah hidup 3000 tahun seperti yang ada di legenda?” Tanya Indra pada mereka. “Ya, kamilah penjaga goa yang ada di legenda.” Jawab si nenek. “Aku sudah berhasil mengalahkan naga berusia 4000 tahun. Dan kalian yang berusia 3000 tahun takkan jadi masalah buatku.” Ucap Indra pada mereka. “Berhati-hatilah, Clarin! Apapun yang terjadi, jangan sapai pedang mereka melukaimu atau racunnya akan membunuhmu dengan segera!” Seru Indra pada Clarin.

Indra mengeluaran pedangnya dan menyerang kedua lansia 3000 tahun itu dengan serangan-serangan yang cukup gencar. Dan dirinya berhasil membelah orang tua itu menjadi 2 bagian. Dan disaat Indra berfikir ia sudah menang, ada orang yang menyerangnya dari belakang. Beruntung bagi dirinya karena ia mampu menghindari serangan itu. Satu hal yang membuat Indra sampai menampar wajahnya sendiri adalah disaat ia membelah lansia itu menjadi 2 bagian, mereka yang seharusnya mati malah bertambah banyak. Dari 2 menjadi 4 orang. Indra semakin tertekan karena setiap kali ia memotong bagian tubuh lawannya, bagian tubuh yang terpisah itu malah tumbuh dengan cepat dan membentuk individu baru.

“Apa tiada jalan untuk mengalahkan mereka?” Tanya Indra pada dirinya sendiri. Indra kian terdesak karena ia tidak boleh tersentuh mereka dan dirinya tidak dapat menyerang mereka. “Pasti ada cara! Pasti ada cara! Tapi apa?” Tanya Indra dalam hati. “Aku tidak bisa menyerang dan aku hanya akan mati jika aku tidak menyerang mereka dan hanya diam. Jadi, satu-satunya jalan untuk minimal tetap hidup adalah lari!” Ucap Indra dalam hati.

Indra langsung menyampaikannya pada Clarin dan mereka berdua langsung berlari secepat yang mereka bisa. Indra melemparkan beberapa Charge ke langit-langit goa yang pada akhirnya menutup jalan bagi lawan mereka yang pada awalnya hanya merupakan 2 orang lansia sekaligus menutup jalan keluar bagi Indra dan Clarin seandainya mereka tidak mendapatkan Ligumbra. Satu-satunya jalan keluar bagi mereka adalah mendapatkan Ligumbra.

Mereka melanjutkan pencarian mereka hingga pada akhirnya, mereka menemukan Ligumbra di ujung goa. Tiba-tiba, bebatuan diatas pedang yang telah disegel selama 2000 tahun itu runtuh. Tanpa diduga sebelumnya, Clarin langsung melompat dan melindungi pedang itu. Alhasil, ia terbenam dibalik reruntuhan sebelum Indra sempat menyatakan cintanya pada gadis yang memiliki nama lengkap Clarin Mita itu.

“Clarin…” ucap Indra. Indra hanya bisa termenung meratapi orang yang ia cinta tertimbun dibalik reruntuhan batu.

Sebuah keajaiban muncul ketika Ligumbra berbalik menyelamatkan Clarin. Disaat langit-langit goa runtuh, disaat itu pula Ligumbra menampakkan dirinya dan melindungi Clarin dengan menghancurkan batuan yan hendak menyentuh tubuhnya. Ternyata, pedang itu memang sejak awal memilih Clarin sebagai orang yang mengendalikannya. Konon, menurut mitos, sebuah pedang legendaris seperti Ligumbra akan memilih tuannya.

Berkat kekuaran Ligumbra, Indra dan Clarin berhasil keluar dari goa tersebut dan selamat. Yang terpeting adalah mereka tidak menjadi sup.

Setelah berhasil mendapatkan Ligumbra, kedua orang ini kembali ke istana dan… alangka terkejutnya mereka ketika melihat istana yang megah itu dikerumuni 20.000 prajurit tempur Arge.

Bersambung…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline