Lihat ke Halaman Asli

Hanry Harlen

Agnostik

Memaknai Ulang "Identitas" Dalam Bingkai "Indonesia yang Beragam"

Diperbarui: 20 Oktober 2018   19:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

source: nu.or.id

Polarisasi identitas dalam konteks masyarakat Indonesia dewasa ini merupakan fenomena yang cukup menghawatirkan. Kekhawatiran ini sangat beralasan sebab pada aspek aspek tertentu, polarisasi ini akan berujung pada konflik antar identitas, baik dalam wacana, kata maupun tindakan. Pertanyaannya sekarang ialah, apakah identitas harus dipertentangkan? Dan bagaimana seharusnya identitas itu dipahami dalam konteks Indonesia yang beragam ini?

APA ITU IDENTITAS?

Secara etimologi, kata identitas berasal dari kata identity (Inggris) yang memiliki nuansa kata yang sama dengan "identification". Kata "identification" atau identifikasi sendiri merupakan kata yang bermakna "mencari tahu" sehingga jika ditarik maknanya, kata identitas ialah upaya identifikasi diri, atau "mencari tahu" diri.

Dalam sejarah perkembangan ilmu sosial, sudah cukup banyak ahli yang berbicara mengenai identitas dalam basis keilmuannya masing-masing. Turner dan Oakes (1986) melihat identitas sebagai upaya identifikasi diri dalam ruang ruang sosial masyarakat, yang hasilnya ialah sebuah upaya mengafiliasi diri pada ketegori sosial tertentu. Di sisi lain, Erikson (1980) melihat identitas sebagai upaya untuk mencari ke-khas-an diri dalam ruang ruang sosial dalam masyarakat, yang hasilnya ialah definisi diri dalam upaya mewujudkan eksistensi personal dalam ruang sosial.

Dua pandangan tersebut mewakili dua hal, yaitu identitas dalam perannya sebagai afiliasi sosial (mengidentifikasi kesamaan dengan yang lain), dan sebagai perwujudan eksistensi diri (identifikasi jati diri atau "selfness" dalam ruang sosial). Sederhananya, identitas ialah wujud hakekat manusia sebagai makhluk sosial, tetapi juga makhluk individual.

Satu hal penting yang bisa dilihat ialah bahwa identitas sangat terikat dengan kehidupan personal dan sosial dalam masyarakat, sehingga identitas otomatis akan bergerak mengikuti fenomena sosial, yang juga dipengaruhi oleh "pergulatan" wacana setiap person yang ada dalam masyarakat. Ini berarti satu hal, bahwa identitas bukanlah sesuatu yang abadi, tetapi selalu bergerak mengikuti dinamika personal dan sosial yang ada.

APAKAH IDENTITAS HARUS DIPERTENTANGKAN?

Ada dua pendekatan untuk menjawab pertanyaan ini. Yang pertama, mengkonstruksi identitas pada hakekatnya ialah untuk membuat Batasan dengan kategori-kategori tertentu, yang bertujuan untuk "membatasi" seseorang atau sekelompok orang dengan mereka yang disebut sebagai "yang lain". Hal ini berarti, identitas pada akhirnya akan mengarah kepada "pertentangan" karena penegasan terhadap batas-batas sosial semakin kuat dengan kategori yang terkandung dalam identitas tersebut.

Tetapi, manusia dan segala kompleksitasnya tidak bisa disederhanakan ke dalam kategori-kategori sosial yang dikonstruksi sebagai identitas tersebut. Inilah pendekatan kedua tersebut, bahwa jika melihat Identitas sebagai representasi sosial, maka representasi itu hanya akan menjadi sesuatu yang "palsu" sebab hanya mampu membingkai sebagian kecil dari fluiditas kehidupan dan dinamika manusia sebagai makhluk sosial dan individual di waktu yang sama.

Sederhananya, mempertentangkan identitas ialah wujud menyederhanakan kompleksitas manusia dalam dinamika sosial dan individual ke dalam dua zona "hutam-putih" yang palsu. Jika diandaikan identitas sebagai warna, maka Manusia ialah spektrum warna yang tidak memiliki Batasan jelas, sehingga mengidentifikasi manusia dengan satu "warna" dan mempertentangkannya dengan "warna" lain ialah sesuatu yang "membunuh" kemanusiaan itu sendiri. Identitas adalah keberagaman yang bercampur aduk dalam diri manusia baik secara personal maupun sosial, yang selalu bergerak mengikuti dinamika internal dan eksternal manusia tersebut.

INDONESIA DAN POLARISASI IDENTITAS, SEBUAH KRITIK

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline