Twitterland kembali merebak dengan tagar-tagar #MahasiswaBergerak #TolakOmnibusLaw #TolakUUCiptaKerja dan sebangsanya. Bagi yang sudah terbiasa di Twitterland Indonesia, sejak Jakarta Baru 2012 (Jokowi-Ahok), Indonesia Baru (Jokowi-JK), Pilkada DKI (2017), sampai Jokowi Jilid 2 (2019) pola-pola buzzer, bot di twitterland sangat mudah terdeteksi. Tidak perlu aplikasi seperti Emprit Drone, cukup dengan terus aktif di twitter, akan bisa sense mana yang trending fabrikasi, atau natural.
Peta Politik Membaca Keadaan
Sudah menjadi rahasia umum, Partai Keadilaan Sejahtera adalah parpol yang memiliki kader ideologis yang selalu berseberangan dengan PDI-P dan Jokowi. Partai ini memiliki kekuatan di dunia digital terutama twitter yang tidak bisa dianggap remeh.
Kekuatan inilah yang membikin Prabowo tergiur sehingga akhirnya Gerinda berselingkuh dengan PKS yang membelah politik Indonesia sampai sekarang. Pola yang sama terjadi di kasus demo #OmnibusLaw ini.
Tetapi kali ini, Gerindra sudah ada dalam pemerintahan. Mau tidak mau PKS tinggal bertumpu kepada Demokrat, dan mungkin kelompok JK yang sekarang ini tidak memiliki partai untuk ditunggangi.
Satu kelompok lagi yang selalu ada dalam bayangan permainan adalah keluarga Cendana yang biarpun partai gurem tapi memiliki kekuatan finansial yang kita tidak pernah tahu seberapa banyak. Yang jelas, 35 tahun Soeharto sudah cukup menimbun kekayaan mungkin sampai puluhan turunan tidak habis.
Pilkada dan Pemilu 2024 adalah 2 milestone parpol-parpol berebutan posisi. Sebab itu menggunakan peta politik yang ada untuk membaca Omnibus Law lebih penting daripada sekedar substansi dari Omnibus Law itu sendiri.
Karena secara konsep, justru Jokowi sedang mencoba menunaikan janji politik dua kali jadi Presiden ini untuk membenahi aturan-aturan birokrasi sehingga bisa lebih efesien.
Omnibus Law adalah usaha menyatukan UU-UU yang saling tumpang tindih untuk menjadi satu sistem terintegrasi sehingga mengefesiensi birokrasi. Salahnya dimana bukan?
Kata efesiensi itu adalah kuncinya. Ketika efesiensi terjadi maka calo-calo bisnis akan tersingkir, dan lagi gerbong-gerbong (para pebisnis) yang mendukung masing-masing parpol juga akan terus bergerak mengikuti aliran uang itu. Follow the money, we will see the devil!
Gampangnya yang berteriak itu tidak kebagian kue!
Dimana Posisi Jokowi?
Modal politik, dan sosial Jokowi saat ini sangat kuat. Kalau saat ini dia tidak melakukan perombakan-perombakan yang fundamental justru saya akan kecewa. Jokowi harus me-leverage posisi dia saat ini semaksimal mungkin.