Lihat ke Halaman Asli

Hanny Setiawan

TERVERIFIKASI

Relawan Indonesia Baru

Mengapa Saya Tidak Memilih Prabowo

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pileg 2014 sudah selesai, sebentar lagi rakyat Indonesia menerima rapor hasil lengkapnya.   Perhatian tidak lagi di Pileg, tapi semua sudah fokus pilpres 2014.  Tidak berhasilnya PDI-P memenuhi target, biarpun tampil sebagai pemenang di pakai lawan politik untuk menyerang Jokowi Capres dari PDI-P.  Demikanlah opini masyarakat, gampang berubah-rubah.  Apalagi masyarakat yang belum berkembang.

Yang menarik adalah Prabowo, sang jendral berkuda, tiba-tiba jadi alternatif utama melawan Jokowi, bahkan dari simpatisan partai agama pun mulai meliriknya.  Kampanye "Asal Bukan Jokowi" terasa sekali di semua lini. Dan ini semakin justru meyakinkan penulis untuk TIDAK memilih Prabowo.

Tuduhan "Calon Boneka" ke Jokowi, justru sebenarnya adalah cocok untuk Prabowo.  Bagi saya, Prabowo justru adalah boneka dari adiknya sendiri, Hasyim.  Hasyim yang selalu di belakang layar, dan kaya inilah yang lebih tepat disebut sebagai OTAK sebenarnya Gerindra.   Apa agenda Hasyim?  Sebagai orang kaya, dia tidak butuh apapun lagi, tapi sebagai seorang adik dan Ayah dia butuh membantu masa depan keluarga.

Kenaikan Gerindra  lebih dikarenakan karena "Hasyim Effect" daripada "Prabowo Effect".   Blusukan Hasyim ke gereja-gereja dan pengusaha kristen sangat intens.  Dan ini membantu Prabowo untuk mendapatkan dukungan dari penguasaha kristen, bahkan orang-orang tionghoa yang sebagian masih phobia dengan dia.


Sebagai orang kristen dan aktifis gereja saya tidak pernah mendukung partai agama, termasuk PDS dulu.  Dan tidak menyukai ketika gereja dipakai untuk ajang cari suara.  Melihat move Hasyim ke gereja-gereja, bahkan sekaliber Yakub Nahuway, seorang petinggi GBI (Gereja Bethel Indonesia) yang menjadi juru kampanye Prabowo secara terang-terangan, membuat saya semakin yakin Prabowo bukan orang yang tepat.

Yang dibutuhkan bangsa ini adalah PEMULIHAN atau Restorasi.  Dipulihkan dari apa? Dipulihkan dari sejarah kelam ORBA yang sudah membelokkan bangsa ini dari cita-cita luhur UUD 1945.   Terlepas dari Prabowo bersalah atau tidak dalam kasus 1998, yang pasti adalah dia bagian dari regime yang sudah membodohi bangsa ini selama 30 tahun lebih.

Dibutuhkan capres dan wapres yang BARU dan lepas dari dua penyakit utama bangsa ini ORBA dan Sektarian Agama. Yang satu mau melestarikan status quo, dan yang lain mau merubah Pancasila.   Rakyat Indonesia harus dengant tegas #MenolakDibodohi dan #MenolakLupa.

Jokowi bukanlah superman yang tidak terkalahkan ataupun tanpa salah, tapi dia  membahwa HARAPAN baru bagi bangsa ini.  Dan yang lebih penting dia mampu menaikkan standard moral permainan politik di Indonesia.  Bahkan Gerindra pun "menjual" Ahok dan Ridwan Kamil di pileg kemarin.  Apakah itu bukan karena Jokowi Effect?

Apakah saya akan memilih Jokowi?  Kalau pilihannya Jokowi, Prabowo, dan Ical.  Sudah pasti saya akan memilih yang bukan Orba.  Apakah akan ada pilihan lain, Anies Baswedan misalnya? Apabila itu terjadi, disitu rakyat diberikan pilihan-pilihan yang lebih masuk akal.   Apabila tidak,  bukan hanya menolak, kita wajib ikut melawan semua kekuatan yang mau mengembalikan bangsa ini ke masa lalu.

Pendekar Solo




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline