Lihat ke Halaman Asli

Hanny Setiawan

TERVERIFIKASI

Relawan Indonesia Baru

Revolusi Mental, Satu Lagi Dari "Ala Jokowi"

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kepemimpinan yang otentik jelas tergambar dari apa yang di kerjakan Jokowi selama ini.  Pro dan Kontra selalu ada tapi satu hal yang sepakat adalah JOKOWI itu orisinil.   Istilah "Ala Jokowi" menjadi biasa di pakai mulai dari Blusukan, Koalisi tanpa bagi kursi, sekarang satu lagi Jokowi mulai membuka mimpi terbesarnya "Revolusi Mental" terjadi di Indonesia.

Jokowi secara sederhana menerangkan visi besarnya itu sebagai perubahan dari negativisme ke positivisme (sumber).  Sekali lagi Jokowi memperlihatkan keunikan dia melihat permasalahan di Indonesia. Sederhana.  Simple.  Tapi pas dan mengena.  MENTAL!

Dengan tegas Jokowi mengatakan:

"Akan ada program yang saya buat untuk mencapai target itu. SDM kita punya, sumber daya kita punya. Harus ada desain kebijakan yang besar untuk mencapai ini," lanjut Jokowi.  (Sumber)


Dalam manajemen perubahan mental terjadi ketika setiap karyawan dalam perusahaan menghidupi nilai-nilai perusahaan tersebut sehingga lahirnya corporate culture yang akan mampu mendukung kelangsungan perusahaan tersebut.

Pakar manajemen Indonesia, Rhenald Khasali dalam bukunya "Cracking Value" jelas memperlihatkan bahwa ada kegelisahan akan kondisi tata nilai sosial bangsa Indonesia : masyarakat yang tidak peduli lagi pada sekitar, kriminalitas yang lambat laun menjadi hal wajar, korupsi yang merajalela, atau para pejabat yang tak memiliki integritas semua terjadi (Sumber).   Dan intinya, Rhenald berargumen bahwa dimulai dari MENTAL bukan sekedar merubah strategi ataupun eforia "pejabat baru, program baru"

Visi besar ini akan membawa apa yang penulis sebut "Revolusi Budaya Tanpa Darah".  Lupakan kata revolusi yang selalu dikonotasikan dengan pertumbahan darah gaya militer karena sejarah banyak memperlihatkan seperti itu.  Revolusi kali ini tanpa darah.

Alm. Romo Mangun yang mengatakan bahwa reformasi tidak tuntas karena tidak di bunuh sampai akarnya, yaitu mentalnya.  Mental Orba perlu di revolusi menjadi mental reformasi.  Bukan hanya strategi, program, dan struktur yang perlu di reformasi.  Tapi ORANGNYA yang perlu di revolusi.   Brillian!

Menurut alm, kanker tidak bisa cuma "dikeroki" harus diberantas sampai ke akarnya.   16th tahun cukup memperlihatkan kepada kita bahwa Romo Mangun benar dalam hal ini.  Mentalitas yang rusak membuat korupsi dan inefisiensi birokrat menjadi penyebab utama penghalang bangsa.   Dan Jokowi menangkap hal itu dengan baik.   Selamat datang "Era Revolusi Mental!"

*** Seri Artikel Kepemimpinan & Manajemen Jokowi  (2) ***

Pendekar Solo

Bacaan Terkait:

Belum Semua Kartu Jokowi Terbuka (Seri Artikel Kepemimpinan & Manajemen Jokowi  (1)



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline