Jokowi pendusta, Jokowi tidak bisa dikritik, Jokowi sekarang transaksional, Jokowi koalisinya koq gemuk, Jokowi bergaya pakai tim transisi segala, Jokowi takut dijegal diparlemen, pendukung Jokowi stress dan was-was, UU Pilkada Tak Langsung itu memang perlu supaya Jokowi-Jokowi yang baru tidak lahir lagi, dan masih panjang lagi pendukung-pendukung Prabowo yang entah mengapa masih begitu sukar untuk mengerti bahwa pilpres sudah selesai.
Pilpres 2014 memberikan bangsa ini dua opsi. Baca baik-baik DUA OPSI! Jokowi atau Prabowo. Dari 9 Juli sampai hari ini 22 September (2 Bulan, 13 Hari), rakyat Indonesia di suguhi dengan polah Koalisi Merah Putih yang tiada habisnya bermanuver untuk meresahkan bangsa ini.
Di lain pihak, mulai dari tim Transisi, sampai mencoba memberikan solusi-solusi terbaik untuk parpol (pendukung maupun pendukung) demi mendapatkan kabinet revolusi mental (nama yang saya harapkan dipakai pak Jokowi), mengolah APBN, pemilihan menteri yang terbuka rakyat, Jokowi TETAP KONSISTEN untuk menomersatukan kepentingan bangsa dan negara.
Saya jadi heran dengan para pendukung Prabowo ini, "apa yang kalian cari?" Kalau itu panasbung-panasbung oke saja, tapi orang-orang yang intelek dan mengaku "rasional" ternyata tak lebih dari orang-orang yang buta dan tidak bisa melihat.
Bolehlah saya dituduh sebagai Jokowi Lover, biarpun realitasnya saya tidak pernah menganggap Jokowi seorang dewa yang tanpa salah dan kekurangan. Saya cuma rakyat yang sampai hari melihat Jokowi masih konsisten dengan misinya Nawacita, dan yang paling penting bagi saya adalah Jokowi tetap harus "berjihad" dengan penggerak status quo yang hanya bisa merongrong Indonesia.
My poin is simple. Kalau pilihanya cuma dua opsi, maka sekarang setelah Jokowi dan Prabowo semakin terlihat ASLINYA, apakah sulit untuk melihat bahwa rakyat Indonesia beruntung bahwa Jokowi yang menang? Untung bukan Prabowo yang menang bukan? Mengapa sulit sekali melihat itu? Atau ada hal lain yang dicari? Wallahualam.
Pendekar Solo
