Lihat ke Halaman Asli

Hanny Setiawan

TERVERIFIKASI

Relawan Indonesia Baru

Jokowi Menyiapkan Armagedon

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14144817312115458863

Istilah Armagedon merujuk kepada perang besar terakhir, hidup atau mati.  Berasal dari kata Ibrani Har Megido (הר מגידו) yang artinya Bukit Megido, kata Armagedon merujuk kepada sebuah dataran lembah.  Jargon yang awalnya berbau rohani menjadi istilah gaul setelah film Armagedon yang di bintangi Bruce Willis, Ben Afflect dan Liv Tyler menjadi box office dunia.

Film Armagedon menceritakan keadaan dunia yang terancam kiamat karena serangan asteroid.  Satu-satunya cara untuk menghindari menurut NASA adalah ditanamkannya bom nuklir yang harus ditanam 800 kaki (250m) di inti ateroid untuk diledakkan.

Disinilahlah menariknya film ini.  Mereka harus mencari tukang box yang mahir untuk dilatih jadi astronot dalam waktu yang mepet.  Harry Tamper pengebor minyak lepas pantai adalah orang yang tepat untuk ngebor. Orang biasa, tapi dialah yang paling tepat.  Dan lebih dinamis lagi ceritanya karena Harry Tamper memberi syarat "non transaksional", Harry mau memilih timnya sendiri.

Bisa dibayangkan tim yang cukup aneh terbentuk.  Tim pengebor minyak lepas pantai yang terdiri dari orang-orang keras di lapangan harus dilatih gaya Astronot NASA.  Tim aneh tapi kompeten ini, akhirnya menyelematkan dunia dengan pengorbanan dari Harry Tamper sendiri.

***

Kabinet Kerja Jokowi memiliki kemiripan dengan tim Harry Tamper.  Bu Susi  mungkin salah satu yang paling kontroversial dengan rokok, tatto, dan non degreenya.  Ignatius Johan yang doyan blusukan seperta Jokowi termasuk "orang aneh" yang diharapkan membuat teroboson di perhubungan.   Latar belakang mereka dari petani, tukang kue, kondektur dan penjual ikan di Kabinet Jokowi kata sebuah media, dan 25% wanita atau seperempat dari seluruh tim.  Suatu kombinasi yang berani.

Komunikasi Jokowi selalu penuh dengan simbol-simbol.  Masyrakat dengan sigap menangkap simbol itu, meskipun kemudian ada "suku-suku" tertentu yang merasa kecewa karena tidak merasa terakomodasi, sejarah mencatat Jokowi mampu menjawab tantangan awal pemerintahan yang bekerja.

Faktor parpol, profesionalitas, integritas, kecocokan dengan yang dibutuhkan Jokowi sendiri semua terakomodasi dengan cukup seimbang.   Masih ada lembaga setingkat menteri yitu BIN, Jagung, BKPM yang belum terisi, ditambah dua badan baru Badan Ekonomi Kreatif dan Badan Promosi Ekspor Nasional totalnya menjadi 5 lembaga.  Kita nantikan Kabinet Kerja PLUS ini bisa blended menjadi the dream team yang dimau Jokowi.

***

Jokowi seperti Harry Tamper memilih tim-nya berdasarkan pekerjaan yang harus diselesaikan, dan juga kecocokan dengan cara kerja dia.  Dengan memilih orang-orang yang tidak terbiasa dengan cara kerja Jokowi maka akan terjadi bottleneck dimana-mana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline