[caption id="" align="aligncenter" width="380" caption="detik.com"][/caption] Jokowi benar-benar akan di kenang sebagai fenomena dalam sejarah Indonesia. Bukan hanya tidak mau diwakilkan dalam mengumunkan kenaikan BBM, Jokowi mengambil keputusan menaikkan BBM saat usia pemerintahannya masih muda dan kondisi politik masih panas. Apa kira-kira pertimbangannya? Wacana menghapus subsidi selama kampanye di luncurkan baik Jokowi maupun Prabowo. Jadi kalau koalisi Prabowo teriak-teriak soal kenaikan menjadi aneh. Pendukung Jokowi yang benar sudah mengerti bahwa paket Nawacita dapat terlaksana apabila keruwetan di bidang migas bisa diurai. Tim Reformasi di bawah Faisal Basri sudah dipilih, subsisi BBM di potong 2000 /liter tanpa basa-basi. Semuanya sesuai janji kampanye, dan itu artinya Jokowi konsisten dengan komitmennya. Arti kata, pertimbangan Jokowi sederhana, Jokowi mau menyelesaikan semua PR dengan cepat. 5 tahun memang bukan waktu yang lama untuk membangkitkan bangsa ini dari segala keterpurukan. Jokowi kerja cepat. Lawan-lawan politik Jokowi akan menyerang. Bahkan mungkin teman-teman yang tidak mendapatkan kue pun akan berkoar-koar. Tapi tampaknya Jokowi sudah mengambil keputusan untuk PERANG. Dari bahasa tubuh Jokowi mengumumkan yang sama sekali tanpa beban, terasa sekali bahwa kepercayaan dirinya semakin tinggi untuk menunaikan tugas bagi bunda Pertiwi. PR selanjutnya adalah mengalokasikan 100 triliun subsidi kebidang infrastruktur, kesehatan, pendidikan, dan maritim. Transparansi dalam pengalokasian ini akan membungkam lawan-lawan politik Jokowi. Pada akhirnya bagi rakyat yang penting adalah hasil riil dari sebuah kebijakan. Terus berjuang Jokowi! Pendekar Solo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H