Lihat ke Halaman Asli

Hanny Setiawan

TERVERIFIKASI

Relawan Indonesia Baru

Ical Tetap Ketum Golkar, Lebih Menguntungkan Jokowi?

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

viva.co.id

[caption id="" align="aligncenter" width="530" caption="viva.co.id"][/caption] Ical ternyata tidak mudah digoyang.  Biarpun mungkin secara teknis sudah bangkrut, Ical mampu menggalang kekuatan dan didukung penuh elite koalisi Prabowo.  Prabowo, Amien Rais, Titiek Soeharto, Anis Matta, MS Kaban, sampai Hari Tanoe, Suryadharma Ali bahkan ketua MPR Zulkifi Hasan hadir dan mendukung di Munas-nya Ical  (baca). Usaha Agung Laksono yang tampaknya di dukung JK terlihat semakin melemah. Bahkan Ical meledek Agung dengan pantun-pantunnya yang mungkin belajar dari Prabowo caranya membuat. Ical juga berhasil mengunci Agung Laksono dengan model UU Pilkada tak langsung.  DPD 1 Golkar sudah dibeli dan DPD 2 Golkar otomatis mengikut (sumber). Licik tapi efektif. Usaha Agung Laksono belum terhenti, kita akan terus menyaksikan apakah akan ada Golkar Perjuangan atau kompensasi yang pas untuk Agung Laksono terbungkam. Pada akhirnya Golkar adalah kumpulan oportunis ORBA yang masih sisa dan sangat kuat keuangannya. Keluarga Cendana yang tiba-tiba diusik lagi dengan Petralnya akan berusaha menggigit balik. Golkar tetap menjadi kendaraan utama yang diharapkan bisa kembali ke pangkuan Cendana. Bukankah sekarang melalui Prabowo dan Titiek hal itu sudah terjadi?

Kemenangan Ical mengancam Jokowi?

Sekarang ini Koalisi Prabowo dengan Ical di dalamnya sudah berseberangan dengan Jokowi, jadi mereka sudah jadi lawan politik. Dan koalisi ini memang sangat mengganggu jalannya perubahan bangsa, karena dengan segala cara mereka tidak malu lagi untuk menyerang Jokowi dan menteri-menterinya tanpa perlu latar belakang nalar dan logika. Artinya, Ical jadi ketum atau tidak hal itu sudah terjadi. Tidak akan menambah bahaya apa pun ke Jokowi.

Akan menjadi masalah yang berbeda apabila Agung Laksono jadi ketum Golkar dan mampu membawa Golkar ke pemerintahan melalui JK. Tiba-tiba Koalisi Prabowo "terpecah" dan muncul kekuatan baru JK-Golkar. Yang saya amati dengan memiliki pasukan baru Golkar, JK justru bisa menjadi membahayakan Jokowi. Apabila di satu saat Koalisi Prabowo "main mata" dengan JK-Golkar, Jokowi akan lebih terancam secara politis.

Tidak ada yang langgeng dalam politik. Saat ini kedudukan Jokowi tidak gampang di goyang siapa pun. Tapi musuh yang paling berbahaya bagi Jokowi sekarang bukanlah Koalisi Prabowo, tapi musuh-musuh dalam selimut. Apabila Ical tetap jadi ketum Golkar pun justru semacam blessing in disguise bagi Jokowi. Tidak akan ada Golkar JK, yang ada tetap Golkar Prabowo atau Golkar Ical (sama aja).

Pendekar Solo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline