Berkesempatan hangout di KompasTV bersama KompasianaTV malam ini bersama bersama rekan-rekan Kompasianer yang lain Mas Agung Han, Mas Akbar, Felix Kus, dan Mbak Selsa terasa sangat intense suasanannya.
Topik semula yang akan menghadirkan narasumber bu Risma, akhirnya diganti secara mendadak karena ada penangkapan BW pagi tadi. Narasumber Denny Indrayana pun hanya sempat memberikan pernyataan sepihak di awal acara tanpa sempai Kompasianer bertanya langsung. Intinya Denny menyatakan adanya kriminalisasi Polri terhadap BW. Dan dia lebih banyak menyerang Jokowi untuk bergerak. Sangat politis pernyataan Denny.
Kadiv Humas Mabes Polri, Ronny Sompie yang menjadi narasumber yang lain secara online dilainpihak "ngotot" dan bersikeras menyatakan bahwa ini murni perkara hukum dan KEBETULAN (dia memakai kata kebetulan) saja pas dengan kasus BG. Bahkan dia sempat berargumen halus, apakah masyarakat berfikir yang sama (Kriminalisasi BG) ketika BG di TSK-kan oleh KPK.
1 pertanyaan saya karena memang tidak ada kesempatan tanya yang kedua karena waktu dari para narasumber menanyakan soal kriminalisasi Polri yang memang di masyarakat sering terjadi, contohnya kasus-kasus perdata yang dicarikan pidananya untuk menekan lawan bisnis, dijawab secara normatif oleh pak Ronny. "Saya mengerti cara berfikir Anda, tapi...." kata tapinya ini mengisyaratkan Polri akan tetap berkeras kasus BW bukan kriminalisasi.
***
Kesimpulan saya dari bertatap langsung secara online dengan Denny Indrayana dan Polri. Saya haqqul yakin semua pihak punya kepentingan dan kasus ini murni politis. Para pembela #SaveKPK pun saya tidak yakin murni sebagai pembela kebenaran. Ujung-ujungnya dari sudut politik adalah "mengejar Jokowi".
Yang sedang bangsa ini lawan adalah KEKUATAN STATUS QUO yang ada disemua lini. Itu yang harus kita sebagai rakyat hadapi. Kelompok status quo ini ada di KMP, KIH, POLRI, DPR, dan KPK-pun tidak 100% sterik akan kekuatan ini.
Brand Polri yang hancur karena setiap hari berhadapan dengan masyarakat, jadi kita tahu wajah sebenarnya dari Polri semakin terpuruk dengan kasus penangkapan BW yang tidak wajar ini. Brand KPK yang masih sangat bagus karena KPK tidak pernah bersinggungan langsung dengan masyarakat bawah, dan prestasinya selalu menghiasi media mulai terancam karena manuver Samad. Tapi sebenarnya penangkapan BW, menyelamatkan muka Samad, karena akhirnya isunya teralih ke BW bukan Samad. Intinya, diruwetkan.
***
Polri boleh bersikeras penangkapan BW murni hukum. Tapi kita masyarkat bukan orang yang bodoh-bodoh amat, sudah pasti penangkapan ini bagian dari peperangan politik. Sebaliknya, kasus Samad harus diteruskan dengan dibentuknya pengadilan kode etik untuk mencari kebenaran. Ingat Samad pun pernah kena semprit di masa lalu. Apa yang membuat kita yakin Samad tidak mengulangi?
Samad bukan KPK, BW bukan KPK, BG dan Budi Waseso pun bukan POLRI. KPK dan Polri adalah institusi penegakan hukum yang keduanya dibutuhkan Indonesia. #SaveKPKSavePolri tapi tetap lanjutkan semua proses hukum yang sedang berjalan. Kali ini Presiden malah jangan ikut terlalu banyak campur tangan, biarkan hukum bicara. Tapi Jokowi tetap bertanggung jawab untuk mengawal panggung pertarungan hukum yang sudah digerai.