Untuk usaha kecil yang mencoba mencari cara untuk menjadi besar, saya akan mengatakan, Anda harus mengambil risiko. Dan saya pikir itulah yang menutup sebagian besar orang. Mereka tidak mau mengambil risiko." - Glen Taylor.
Apakah anda setuju dengan petuah seorang Miliarder dari Amerika ini? Saya rasa jika anda seorang pengusaha yang mengikuti perkembangan jaman sangat menyetujuinya. Lalu bagaimana dengan pengusaha kecil yang bahkan tidak terlihat sampai ke ujung Kota?
Ada tidaknya pandemi kegiatan berwirausaha dari rumah sudah sedari dulu dilakukan oleh kebanyakan masyarakat. Entah dari kalangan ekonomi kebawah atau menengah.
Usaha dari rumah banyak dilakukan oleh ibu-ibu bahkan anak muda di jaman sekarang. Namun tidak banyak Ibu-ibu yang mengikuti perkembangan jaman untuk usaha rumahannya. Saya mengamati usaha rumahan yang ada di Desa Plumpang, Tuban Jawa Timur tepatnya usaha rumahan Brownis Manis yang selama ini hanya melakukan penjualan dengan menitipkan ke warung-warung samping jalan.
Sangat menyita waktu karna harus menunggu habis terjual eceran, menguras tenaga dan hanya orang yang datang ke warung yang tau bahwa ada Roti Brownis disana.
Di era milenial sekarang media sosial sebagai alat tercepat dalam mengirimkan informasi. Sangat disayangkan jika banyak orang tidak memanfaatkannya juga untuk berbisnis atau berwirausaha. Ada banyak sekali media sosial yang bisa digunakan untuk memasarkan produk seperti Facebook, Instagram, marketplace dll.
Tercatat pengguna Facebook dikutip dari Jurnal Medan menurut Statista (Januari 2021) memiliki 2,6 miliar pengguna aktif perbulannya. Hanya dari 1 media saja produk sudah bisa menyebar luas. Dan tentu sasaran pasar akan menyebar bukan hanya dari 1 daerah. Bisa ke luar kota, luar pulau bahkan sampai luar negri. Ingat, baru dari Facebook. Belum dari media sosial lainnya.
Seperti yang dikatakan Glen Taylor di awal, seorang miliarder asal Amerika. Masyarakat sangat sedikit yang berani mengambil resiko. Menurut survey yang saya lakukan di beberapa usaha rumahan di Desa Plumpang, Tuban Jawa Timur yang memang dijalankan oleh ibu-ibu sangat susah mengambil resiko walaupun hanya sekedar menghadiri atau belajar di handphone seputar pemasaran produk ke media sosial. Terbukti ketika saya menanyakan dan ternyata langsung menolaknya.
Ucapnya yang penting cukup untuk kebutuhan sehari-hari tidak perlu memikirkan usaha sampai ke luar kota. Ini sebabnya banyak usaha rumahan yang hampir gulung tikar selama Pandemi covid-19. Sebaliknya justru semakin banyak anak muda yang tertarik untuk berbisnis atau usaha online padahal tidak memiliki produk sendiri. Hanya mengandalkan sistem Pre Order atau Dropship di media sosial yang dilakukan sembari pembelajaran dari rumah atau daring.
Hal ini terjadi karena jaman milenial sekarang jauh lebih paham soal tekhnologi sedangkan jaman dahulu belum begitu memperkuat tekhnologi.
Hal yang seharusnya bisa dilakukan pihak desa atau remaja desa untuk kedepannya yakni dengan mengadakan sosialisasi tentang penggunaan media sosial di balai desa yang dihadiri oleh ibu-ibu pemilik usaha rumahan dan bekerja sama dengan remaja-remaja yang memang sudah ahlinya berwirausaha di media sosial.