Lihat ke Halaman Asli

Star War dan Tiji Tibeh

Diperbarui: 15 Oktober 2022   02:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hari ini ada berita yang sangat mengejutkan berkaitan dengan institusi Polri, yaitu ditangkapnya Irjen Pol. Teddy Minahasa oleh Div Propam Polri dalam dugaan kasus narkoba. Berita itu menjadi lebih besar lagi karena penangkapan dilakukan beberapa jam sebelum Irjen Teddy Minahasa berangkat ke Istana, memenuhi panggilan Presiden bersama dengan para Kapolda dan Kapolres seluruh Indonesia. 

Jadwal sore tadi memang Presiden memberikan briefing kepada seluruh Kapolda dan Kapolres.

Penangkapan Irjen Teddy Minahasa mau tak mau bisa dipandang sebagai persoalan yang berdiri sendiri, ada sebuah rangkaian yang dapat dianggap saling berkaitan. 

Kita ingat kejadian di Duren 3, lalu tragedi Stadion Kanjuruhan. Kasus Duren 3 menyeret Irjen FS, lalu Kanjuruhan menyebabkan dicopotnya Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta. Posisi Nico kemudian ditempati oleh Teddy Minahasa. 

Dari rangkaian kejadian tersebut wajarlah jika publik berasumsi sedang tetrjadi "perang" di dalam tubuh Polri, yang bisa dikatakan sebagai star war atau perang bintang, karena melibatkan pangkat-pangkat berbintang. Namun terlepas dari benar atau tidaknya ada "perang" yang sedang berlangsung di tubuh Polri, tetaplah ada satu kesan kuat tentang adanya konflik internal.

Sungguh tak terbayangkan apa yang sedang terjadi di dalam tubuh Polri saat ini; beriak konflik internal telah berkembang menjadi gelombang besar yang mampu mengguncangkan kapal. Kapal pun oleng, bahkan berpotensi akan tenggelam jika tidak segera ditemukan cara yang paling ampuh untuk menghadapi gelombang tersebut.

Lalu dari mana gelombang itu mulai datang? Angin apa yang mengubah air tenang menjadi gelombang besar?

Sejak lama sebahagian publik melihat ada sesuatu yang "kurang beres" di dalam tubuh Polri. Dugaan adanya konsorsium yang memegang kendali atas Polri, dugaan adanya oknum yang berada di belakang judi online, juga pertambangan dan narkoba. 

Diduga ada oknum-oknum kuat di kepolisian yang melindungi semua aktivitas itu. Setidaknya, telah menyalah gunakan pangkat dan kedudukannya untuk ikut bermain di wilayah pelanggaran hukum. 

Kasus terakhir dimana Irjen Teddy Minahasa terjerat, yaitu dugaan penjualan barang bukti narkoba sebanyak 5 kg, adalah salah satu hal yang menguatkan keyakinan publik bahwa memang ada tindak pelanggaran hukum yang dilakukan oleh petinggi Polri.

Jika simpul-simpul konflik itu diurai, maka akan muncul sebuah persepsi bahwa telah ada pembelahan di dalam tubuh Polri, berdasar pada kepentingan masing-masing. Ada kelompok A, B, mungkin juga C dan seterusnya. Kelompok-kelompok itu bertempur satu sama lain, saling unjuk kekuatan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline