OWA JAWA? aapaan tuuh. Buat sebagaian orang nama hewan ini belum familiar termasuk saya. Sebelum datang ke tempat pelestarian Owa Jawa di kawasan Hutan Pendidikan Bodogol, saya sempat googling dulu detail mengenai Owa Jawa. Sekilas klo saya liat gambar Owa Jawa memang mirip monyet tapi fisiknya beda. Badannya terlihat lebih kecil dan ada bulu-bulu disekitar muka yang berwarna keabu-abuan.
Di Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, saya mendapat banyak informasi mengenai Owa Jawa. Beruntungnya pas kami datang, kami disambut oleh Owa Jawa yang sedang bergelayutan dipohon. Berdasarkan info dari pemandu, momen ini momen langka karena biasanya mereka hanya keluar disaat aktifitas dipagi hari sambil melakukan morning call. Walau tampak jauh diatas pepohonan saya dan teman-teman bisa melihat Owa Jawa.
Diawal acara, Ibu Badiyah sebagai Kepala Bidang Wilayah 3 Bogor, Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Parango memberi sambutan dan menerangkan mengenai Owa Jawa. "Selama ini Owa Jawa diburu dan dipelihara secara ilegal"Ujar Bu Badiyah, Dampaknya spesies makin sedikit jumlah dan hampir punah. Padahal sejak tahun 1931 sudah ada Undang-undang Perlindungan Binatang Liar yang menerangkan klo Owa Jawa adalah hewan yang dilindungi.
Selanjutnya saya dan teman-teman tim 1, berkesempatan berkeliling hutan. Ditemani oleh kang Budi, Kang Igut dan Teh Desi kami mulai menjelajahi hutan hujan tropis ini, sambil berjalan, Kang Igut menerangkan tanaman liar yang bisa digunakan untuk kesehatan, dan hampir kami kena tipu pas diminta mencoba mencium daun. Dikira bau parfum kok baunya seperti kentut.. pyuh. Ga taunya kami dikerjain wk wk wk ternyata ini adalah daun kentutan yang bisa digunakan biar mengeluarkan buang angin.
Ada juga tumbuhan pakis "Pakurane" yang digunakan setelah melahirkan juga bisa digunakan untuk menghaluskan muka, menghilangkan jerawat trus ada daun Kirapat yang berguna untuk merapatkan daerah kewanitaan. Wah banyaknya manfaat tumbuhan ini
Setelah lelah menaiki dan menurunin bukit,kami mampir ke Warso Farm yang terkenal dengan durennya yang enak. Tiap meja disajikan duren khas Warso Farm yang mempunyai jenis berbeda tapi rasanya enak. Setelah sambil menikmati makanan. Saatnya mendengarkan Mas Agus mewakili Community Development Officer Pertamina EP Subang Field memaparkan mengenai CSR Pertamina.
Pertamina sudah berkontribusi dalam pelesatrian sejak tahun 2013 diawali dengan rehabilitasi dan pelestarian owa jawa di Javan Gibbon Centre Bodogol. Melalui CSR #saveOwaJawa, Pertamina terlibat dan memberikan dukungan dalam pelestarian diharapkan Owa Jawa bisa kehabitat aslinya dan berkembang biak
Esok harinya saya dan teman-teman kompasiana bersenang-senang di Rafting Alamanda. Ini adalah pertama kali saya rafting, jujur deg-degan, zona demi zona dilewati sampai akhirnya zona terakhir yang melewati area yang kemiringan 90 derajat dan ketinggian 3 meter.. wow
Lelah bermain rafting lalu kami makan siang di Gumati Resto, pemandangan yang indah bikin hilang rasa lelah. Setelah makan siang lanjut ke acara berikutnya klo kemarin mas Agus sudah memberikan sekapur sirih mengenai #SaveOwaJawa. Kali ini mendengarkan pemaran dari pak Bapak Wahyu Widiatmoko selaku Assement Petroleum Engineering PT. Pertamina EP Subang Filed dan Minanti Putri Staff CSR PT Pertamina EP Asset 3 Subang Field.
EP Asset-3 Field Subang merupakan anak perusahaan Pertamina Persero. Pertamina EP Asset-3 Field Subang adalah pionir dalam memanfaatkan gas C02 dari C02 Removal Plant yang sudah beroperasi sejak Oktober 2003 . Dengan C02 Removal Plant produksi gas yang dihasilkan dari Field Subang rata-rata mengandung 20 persen CO2 bisa turun menjadi 5 persen.
Pembicara ke dua, Ibu Minanti Putri menjelaskan bahwa CSR Pertamina telah menerima penghargaan skala dan internasional. Ada beberapa program unggulan CSR Pertamina Field Subang seperti bibit jamur merang yang dimulai sejak 2013, Rumah Inspirasi yang bisa menginspirasi banyak orang yang dilatar belakangi sampah, pengangguram, lansia dan juga solusi untuk HIV AIDS