Lihat ke Halaman Asli

Bayangan Angin

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kuhirup desiran angin beraroma melati,
dalam kuncup bunga yang sedang merekah,
kusapa hembus sang bayu, di desau merintih dalam putih,
ragu ku sapa bayangmu, pada decak rinai yang mengalir di rindu,

Adalah aku si perawan rindu.., yang menangisimu,
pada bingkai kacamata hidupku,
pada angin, pada hujan, juga malam.

Potret hati yang berpose remis embun, dikala pagi membuta
kuhantarkan sepercik rinai dalam tangisan langit yang berkabut
diantara gerumbulan memutih laksana asap.

Kau mimpiku,
kepergianmu kutangisi dalam badai pilu
pada panggilan hati dalam perasaan,
ku cabut melati di rambutku,
yang mengurai di hembus bayu.

Adalah aku perawan dalam hujan
yang menembus ribuan butir rinai,
pada garis garis kantung mataku,
menghitam laksana gelapnya malam.

Kau..
panggilan rinduku,
kusampaikan pada angin memburu,
dalam penatnya kehidupanku, kusanding bayu pada anganku

Bayangan yang memanggilku
di kesunyian hati pada desir angin yang mengalun,
bercengkeramalah hasratku...
pada sapaan yang menghangatkanku dalam mimpi,

Kau bayangan angin dalam perasaan,
membuai hatiku lewati hari, pada penantian nan panjang
melingkupi kehidupan sepiku..

Pada angin kusapa bayangmu dalam derasnya hujan
kupeluk potret mimpi, dikerinduan yang membelasahku.

Hony
Pelabuhan Ratu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline