Manusia sekarang hidup di abad dua puluh satu, dimana telah banyak perubahan yang terjadi di dunia bahkan di Indonesia. Menurut Malcoln Waters, Globalisasi adalah sebuaah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang prnting yang terjel,ma didalam kesadaran orang. Era globalisasi yang berkembang memuat tantangan yang berbeda dari abad sebelumnya seperti nasioanlisme, nation state, politik, ekonomi nasional dengan tekanan pada masalah nasional dalam negara dengan perbatasan yang jelas. Globalisasi ini jelas memberikan peranan yang lebih besar pada prakarsa dan kreativitas warga masyarakat melalui berbagai infrastuktur teknologi informasi dan transportasi, ekonomi, sosial budaya,politik atau jenis organisasi masyarakat. Kreativitas dan kemandirian yang ada di butuhkan di dunia perkerjaan dalam persaingan global ini dapat tercipta dengan adanya life skill pada setiap individu. Menurut Brolin (1980) life skill atau keterampilan hidup adalah sebagai kontinum pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan oleh seseorang agar menjadi independen dalam kehidupan.
Di Indonesia sendiri pemberian pendidikan keterampilan hidup atau life skill masih sedikit. Pendidikan life skill merupakkan upaya-upaya yang menjembatani antara siswa dengan kondisi serta realitas dalam kehidupan nyata. Pengenalan kecakapan hidup terhadap siswa/i atau peserta didik bukanlah untuk mengganti kurikulum, akan tetapi untuk melakukan reorientasi terhadap kurikulum yang ada sekarang agar benar-benar dapat merefleksikan nilai-nilai kehidupan nyata. Jadi pendidikan ketermpilan hidup merupakan upaya untuk menjembatani kesenjangan antara kurikulum dengan tuntutan kehidupan nyata. sehingga dapat membuat manusia bertahan dan memiliki daya saing dengan manusia lainnya. Pendidikan Life skill mengacu pada Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada pasal 1 ayat (1) dijelaskan pendidikan adalah Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Manusia yang mempunya life skill mempunyai aset kualitas diri, sikap dan perbuatan yang siap menghadapi perkembangan masa depan, memiliki wawasan perkembangan karir, sehingga mampu memilih, memasuki, bersaing dan maju dalam dunia kerja dan memiliki kemampuan untuk survival dalam kemandiriannya dan belajar tanpa bimbingan. Keempat, peserta didik memiliki tingkat kemandirian, keterbukaan, kerjasama dan akuntabilitas yang menjadi sikap mentalnya sehingga mampu hidup bahagia ditengah-tengah perkembangan zaman serta memliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Salah satu sikap yang di dapat dari life skill ada kemandirian dan kreativitas.
Kreativitas yang tidak pernah tumpul serta dipadukan dengan kemandirian akan mennciptakan sumber daya manusia yang konstruktif dalam setiap bidang kehidupan di Era Globalisasi serta menciptakan individu yang bukan hanya intelegensi yang baik namun moral yang baik sehinga dapat bersosialisasi serta berkoneksi. Hal tersebut dapat membuat indvidu indonesia menghadapi dunia kerja yang tidak seperti hanya disekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H