Lihat ke Halaman Asli

Kalau Setuju Tol Milik Rakyat Jangan Bikin Lagi Hoaks Tol Asing Wahai Fekaes

Diperbarui: 12 Juni 2018   12:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tangkapan Layar Berita ---edited

Jika sekarang bulan puasa sudah hampir berakhir. Lebaran sudah semakin mendekat. Mudik merayakan Idul Fitri sudah dimulai hari-hari ini. Infrastruktur megah nan bermanfaat yang sudah dikebut Jokowi dan segenap jajarannya mulai dibutuhkan di sini. 

Sangat dibutuhkan untuk kelancaran dan kenyamanan para pemudik yang tak sedikit jumlahnya. Mengingat hari raya Idul Fitri adalah hari raya umat mayoritas di Indonesia yang sangat dinanti-natikan, geliatnya jelas sangat terasa tak seperti hari raya lainnya. Belum lagi para turis domestik dan manca negara yang pergi berlibur memanfaatkan liburan panjang yang ada. Semuanya tumplek blek di jalan. Dari tahun ke tahun penyakitnya ya macet lagi macet lagi.

tangkapan Layar Berita

Tapi tahun ini sungguh berbeda keadaannya. Berkat pembangunan yang terus digenjot Jokowi sejak awal beliau menjabat sebagai Presiden, manfaatnya sudah bisa kita petik sekarang. Berjuta-juta ucapan "Terima kasih Jokowi" mewarnai mudik lebaran tahun ini. Ini semua fakta yang tak dapat disangkali siapapun juga termasuk pihak oposisi. Kinerja Jokowi inilah yang sejak dulu sampai sekarang selalu dinyinyirin pihak lawan. 

Yang inilah, yang itulah padahal sumber data dan informasinya tidak jelas. Dasar mereka mengkritik Jokowi justru dari ucapan provokasi yang dilancarkan pihak lawan politik Jokowi. Salah satunya Mardani Ali Sera, Ketua DPP PKS.

Coba bayangkan. Pantaskah seorang anak bangsa yang mengaku cinta pada negaranya??? Sementara dengan mata kepalanya sendiri Mardani bisa menyaksikan betapa majunya pembangunan yang sudah dilakukan Jokowi beserta jajarannya. Tak ada sedikitpun penghargaan dari seorang Mardani untuk Jokowi, Presiden yang sah di negara ini. Mardani malah memecah belah rakyat untuk ganti Presiden sebelum waktunya. Benar-benar kurang ajar.

Lucunya, saat simpatisan Jokowi sibuk memasang spanduk bertuliskan 'Jalan Tol Pak Jokowi' dalam moment mudik lebaran kali ini, sebagai salah satu wujud kekesalan pada aksi nyinyir yang selalu dipertontonkan Mardani dan kroni-kroninya, Mardani pula yang protes paling kenceng.

"Iya tol itu bukan tol Pak Jokowi, itu tolnya rakyat. Karena dibangun sama rakyat. Jadi nggak kenapa-kenapa, kita masuk tol bayar kan," kata Mardani, Sabtu, 9 Juni 2018.

tangkapan Layar Cuitan

Aneh khan jadinya. Orang-orang yang selama ini sibuk nyinyirin kinerja Jokowi termasuk soal pembangunan tol yang katanya dari hutanglah, buang-buang uanglah dan lain-lain dan sebagainya, saat ikut memakai fasilitas negara yang dibangun di atas ludah fitnah mereka terhadap Jokowi, tiba-tiba jadi ngaku-ngaku kalau tol itu punya rakyat. Rakyat yang bagaimana dulu??? Rakyat macam apa kau itu??? 

Rakyat yang tak tahu malu dan tak tahu berterima kasih tentunya. Itulah kalian. Dengan dalih karena masuk tol kan bayar, Mardani merasa menjadi bagian dari rakyat yang memiliki infrastruktur-infrastruktur yang dinyinyirinnya sendiri.

Pernyataan di atas agaknya merupakan refleksi kegetiran, karena barangkali di hati kecilnya mengaku ada sikap yang kontradiktif di pihaknya. Menentang penggelaran infrastruktur oleh pemerintah, tetapi mereka turut pula ingin menikmati hasilnya. Tidak keliru juga jika dikatakan tolnya rakyat, sebenarnya yang menjadi pangkal masalah, kenapa hal-hal positif yang sedang dilakukan pemerintah, terus-terusan diganggu, seolah-olah pemerintah telah mencederai aspirasi rakyat.

Jika sikap mengganggu itu tetap digaungkan kepada pemerintahan yang memiliki legitimasi, dan pada saat yang sama turut larut menikmati hasilnya bersama masyarakat pendukung pemerintah, apakah salah kalau dikatakan tidak tahu berterima kasih? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline