Lihat ke Halaman Asli

Bahaya Vape pada Remaja dan Upaya Mengatasi Kebiasaan Berisiko

Diperbarui: 16 Januari 2025   09:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak orang yang mulai beralih dari rokok konvensional menjadi vape, bahkan hal ini menjadi tren di kalangan anak remaja. Vape mudah diakses dan sering dianggap lebih aman dibandingkan rokok konvensional. Namun, apakah kamu menyadari bahwa vape beresiko besar bagi kesehatan remaja? Di balik uap yang tampak tak berbahaya, tersembunyi ancaman kesehatan serius.

Vape yang kini sedang tren di kalangan remaja ini sering kali digunakan tanpa pemahaman yang mendalam tentang bahaya yang menyertainya. Banyak remaja yang tidak sadar bahwa vape mengandung banyak kandungan nikotin yang dapat menyebabkan penggunanya kecanduan. Berikut ini adalah beberapa bahaya yang dapat ditimbulkan oleh pengguna vape pada remaja.

1. Kerusakan otak perlahan
Kadar nikotin yang terkandung dalam vape bisa mencapai 8 mg sampai 36 mg sebagai tingkat nikotin yang tertinggi, menurut Honest Docs (2019). Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan otak remaja, yang bisa mengganggu kegiatan belajar, berfikir, daya ingat, serta meningkatkan resiko kecanduan.

2. Peningkatan resiko kecanduan
Nikotin dapat menimbulkan efek senang sementara di otak. Efek inilah yang membuat remaja bisa beresiko kecanduan atau ketergantungan lebih lanjut pada vape.

3. Gangguan sistem pernapasan
Uap yang dihasilkan oleh vape mengandung banyak bahan kimia yang berbahaya seperti Formaldehida, asetaldehida, propylene glycol, glycerine, zat pemberi rasa (nitrosamine) dan kadmium, dapat merusak kesehatan paru-paru dan meningkatkan resiko permasalahan pernapasan, seperti asma dan bronkitis.

4. Gangguan perkembangan sosial dan emosional
Paparan nikotin dapat menyebabkan masalah perilaku, seperti sering kesulitan mengontrol emosi yang membuat hubungan sosial menjadi buruk. Selain itu, remaja yang terpapar nikotin lebih rentan terhadap gangguan mental, seperti depresi dan kecemasan.

Penting bagi para remaja untuk menyadari mengenai bahaya dari vape yang dapat merusak kesehatan mereka. Dalam konteks kesehatan, pencegahan lebih baik daripada mengobati. Menghindari penggunaan vape sejak dini adalah langkah yang baik menuju kesehatan jangka panjang. Dengan memahami dampak negatif yang ditimbulkan oleh vape, remaja dapat mengambil langkah-langkah yang proaktif, berikut ini adalah beberapa upaya mengatasi kebiasaan beresiko.

1. Memahami edukasi tentang bahaya vape
Memberikan informasi kepada remaja mengenai bahaya kesehatan jangka panjang yang disebabkan oleh penggunaan vape ini, serta resiko kerusakan paru-paru, pernapasan, kerusakan otak dan kecanduan nikotin. Informasi ini bisa disampaikan melalui seminar sekolah atau media sosial.

2. Meningkatkan pengawasan orang tua
Orang tua perlu lebih peka terhadap tanda-tanda penggunaan vape pada remaja. Membentuk komunikasi yang baik dan terbuka agar remaja merasa nyaman untuk berdiskuasi tentang vape.

3. Menghindari lingkungan yang memicu
Menghindari lingkungan yang dapat memicu keinginan penggunaan vape, coba mencari lingkungan yang lebih positif atau menemukan alternatif lain seperti mengisi waktu luang.

4. Menciptakan kegiatan yang positif
Mencoba banyak kegiatan baru seperti olahraga, musik, seni atau kegiatan positif lainnya yang dapat mengalihkan perhatian remaja dari kebiasaan beresiko ini. Kegiatan positif ini juga dapat membangun gaya hidup sehat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline