Lihat ke Halaman Asli

Hani Rai

Belajar jadi petani

The Biggest Little Farm: Kala Hidup (Mustinya) Bisa Seseimbang Itu

Diperbarui: 1 April 2024   20:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Imdb

Tinggal di kota membuat hidup seminimalis mungkin. Tanah ditutup ubin atau rumput plastik agar bersih dan tak repot. Dunia begitu cepat, berangkat pagi, berjuang menembus kemacetan pulang-pergi, lalu rebah ke kasur dengan hembusan ac dan essensial oil. Ah, udara pengap enyahlah.

Ijinkan saya melabuhkan pikiran ke dunia yang 180 derajat dari sini. Kabur sejenak, nonton film The Biggest Little Farm, sebuah dokumenter perjalanan pasangan muda untuk mengembalikan keseimbangan.

Rilis 2019, Jhon Chester menyuguhkan keajaiban semesta dari halaman rumahnya.


Pertanian yang Sakit  
Pernahkah muncul di benak anda, bahwa makanan sehat bukan hanya wujud fisik seikat bayam, namun diawali dari cara bertanam dan merawatnya ?

Pasangan Molly dan Jhon Chester meyakini ini. Dengan penuh semangat, mereka menyusun rencana dan proposal. Orang-orang tertawa, namun ide terus bergulir dan jadi omongan. Jhon dan Molly akhirnya bertemu investor. Lahan terbengkalai 200 hektare di Moorpark California, USA jadi awal mula Apricote Lane untuk merintis hidup hijau.  

Tanah gersang, air hilang, dan sarang lebah mati. Inilah pemandangan sedih dari eks lahan pertanian monokultur. Ternyata intensifikasi pertanian itu kejam. Demi mengejar hasil cepat melimpah dengan pupuk kimia dan pestisida, ekosistem jadi rusak.

Jhon dan Molly mulai membentuk tim, mencari konsultan, merekrut dua petani berpengalaman, dan anak-anak muda yang mau berproses. Maka hadirlah Alan York, konsultan traditional dan biodinamic farming. Dengan perencanaan terstruktur, orang-orang enerjik ini melakukan gebrakan.

Air, Arang dan Cacing
Air adalah kehidupan. Langkah pertama yang krusial adalah mencari sumber air.  Mereka membuat kolam dan memperbaiki irigasi.

Selanjutnya adalah pembabatan 55 hektar pohon untuk diolah jadi kompos. Pyuh, bukan 55 meter, tapi 550.000 meter lahan. Untuk apa ? persiapan lahan. Pembakaran batang pohon akan menghasilkan arang. Arang atau charcoal ini berfungsi menaikkan PH tanah.

Para petani menyiapkan cacing dan menaburkan ke lahan. Hewan hermaprodit ini bertugas menggali dan membuka pori-pori agar tanah jadi gembur. Bersama mikro organisme yang mulai hadir, proses dekomposisi dimulai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline