Lihat ke Halaman Asli

Hani Rai

Belajar jadi petani

Ramadhan Me Time: Menemukan Jatidiri Manusia

Diperbarui: 23 Maret 2024   22:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ke mana tujuan hidupmu ?Sumber gambar: pribadi

Mencari Kemuliaan di Tiga Fase Ramadhan
Ramadhan adalah bulan istimewa bagi umat muslim. Ada 3 fase dalam 1 bulan ramadhan. Sepuluh hari pertama adalah fase rahmat. Sepuluh hari kedua adalah kesempatan memohon maghfiroh (ampunan). Sepuluh hari ketiga adalah pembebasan dari api neraka.

Sebagai seorang hamba, ramadhan ini musti dipergunakan sebaik-baiknya agar kita meraih tujuan dari 3 fase tersebut : mendapat rahmat dan ampunan sehingga terbebas dari api neraka.

Bagaimana caranya ? Banyak-banyak beribadah : sholat wajib 5 waktu dan sholat tarawih, berdzikir, bermunajat  juga tadarus membaca Al Quran. Bersedekah, berbagi takjil buka puasa, membayar zakat, dll. Gas poll hablum minallah dan hablum minannas. Inilah prime time ibadah yang sayang dilewatkan.

Ramadhan itu Berat, Maka Bersabarlah
Namun kehidupan berjalan seperti biasa di bulan ini. Pekerjaan tidak berubah, jam masuk dan jam pulang sama, load pekerjaan apalagi. Lalu lintas jam masuk kantor makin padat, sementara jam pulang kerja merayap. Pun demikian antrian KRL dan MRT. Jangan tanya kala arus mudik, bagaimana perjuangan menuju kampung halaman.

Itulah mengapa, ramadhan itu berat. Beratnya merasakan lapar dan haus, serta menurunkan nafsu. Beratnya merubah pola pikir dan kata-kata negatif yang diucap dan ditera. Beratnya menahan emosi kala perilaku berkendara di jalanan makin runyam dan savage.

Ada lagi yang membuat ramadhan ini berat, yakni cuaca. Setelah hujan beberapa waktu, berganti panas, lalu hujan lagi. Perubahan cuaca yang cukup ekstem ini membuat kondisi tubuh rentan.

Yang di dalam kantor kena ac, yang di luar kepanasan kehujanan. Maka wajar jika puasa ini badan mengalami kelelahan, dehidrasi, yang berujung demam dan sakit.

Namun sakit bisa jadi penggugur dosa. Kala terkapar tak berdaya, manusia jadi makin mengingat Tuhannya. Sakit di bulan ramadhan menjadi pengingat, bahwa manusia tak ada apa-apanya di hadapan Tuhan.

Ramadhan : Kesempatan Me Time
Mari kita posisikan ibadah di bulan Ramadhan sebagai me time. Saatnya hening menyerap rasa lapar dan haus kala mentari terik menyengat, kala tubuh kelelahan digempur panas dan hujan. Saatnya menahan amarah kala menghadapi  kemacetan dan keruwetan lalu lintas. Saatnya mengatur emosi kala pekerjaan dan rekan kerja tidak berjalan sebagaimana mustinya.

Ya, kadang kita lupa, ramadhan sekedar diartikan sebagai ujian fisik duniawi : menahan lapar, kesempatan belanja belanji, buka puasa bersama, dan mudik. Padahal, ramadhan memberi kesempatan hamba untuk memperkuat koneksi dengan Tuhan dan sesama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline