Lihat ke Halaman Asli

Hani Rai

Belajar jadi petani

Le Grand Voyage (2004), Sebuah Perjalanan Suci ke Mekah

Diperbarui: 20 April 2022   09:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cover Film Le Grand Voyage (Sumber: imdb.com)

Film 2004 besutan sutradara Ismael Forroukhi dan produser Humber Balsan ini membawa kita untuk menyelami hidup lewat perjalanan darat melintasi Eropa – Timur Tengah menuju Mekah. 

Film berdurasi 1 jam 40 menit berbahasa Perancis dan Arab Maroko ini memberi nuansa lain dalam memahami agama serta hubungan ayah dan anak lelakinya.

Lebih Dekat Kala (Dipaksa) Bersama

Film diawali adegan Khalid dan Reda, kakak beradik imigran Maroko di Aix-en-Provence, Perancis, yang mencari pintu mobil untuk mobil lawas mereka. Pintu berwarna orange pun menambal mobil bercat biru. Sang ayah yang merasa sudah saatnya berhaji, meminta anak lelakinya mengantar ke Mekah ! 

Rencana pun berubah, saat SIM Khalid dicabut polisi karena melanggar lalu lintas dan mabuk. Akhirnya Reda, anak kedua yang akan ujian Baccalaureat, terpaksa didapuk menggantikan kakaknya.   

Perbedaan sikap dan pola pikir antara anak (diperankan Nicolas Cazale) dan ayah (diperankan Mohamed Majd) disatukan dalam frame mobil dengan tasbih tergantung di kaca spion dan perjalanan lintas negara. Ayah berpakaian rapi, mengenakan jas dan peci hitam, sementara sang anak berkostum jeans dan kaos oblong. Reda yang berbicara Bahasa Perancis, sementara ayahnya cenderung bicara Bahasa Arab.

Kesempatan rehat sembari melihat kota Milan atau Venice pun sirna, karena ini bukan perjalanan berwisata. Untuk menghilangkan distraksi, sang bapak membuang ponsel Reda ke tempat sampah. Praktis, hanya ada ayah dan anak lelakinya. Kala itu belum ada google map sehingga petunjuk arah mengandalkan peta, penunjuk jalan, atau bertanya. Mereka pun tersesat di jalan !

Ilustrasi perjalanan darat dari Aix-en-Provence ke Mekah masa kini (google map)

Melintasi Perancis, Italia, Slovenia, Kroasia, Yugoslavia, Bulgaria, Turki, Suriah, Yordania hingga berujung ke Arab Saudi, film ini tak banyak mengeksplorasi keindahan negara yang dilewati.  Sutradara hanya sedikit memberi clue tentang perubahan lokasi lewat pemeriksaan dokumen (paspor dan visa) di perbatasan negara.

Adapula keunikan pertukaran uang money changer manual, komunikasi lintas bahasa di Bulgaria, dan misteriusnya ibu tua berpakaian hitam yang menumpang mobil di pecahan Yugoslavia. Ujungnya, mereka terkurung salju dan kedinginan di mobil. Sang ayah pun dilarikan ke rumah sakit.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline