Lihat ke Halaman Asli

Hani Pratiwi

Mahasiswa

AI, Pemimpin Masa Depan Dunia (?)

Diperbarui: 19 Mei 2023   18:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Mungkin sebagian dari kita masih bertanya-tanya mengenai AI yang saat ini sedang banyak diperbincangkan oleh khalayak masyarakat. dalam pemahaman saya, AI (Artificial Intelligence) merupakan sebuah teknologi kecerdasan buatan manusia yang masih terus dikembangkan hingga sekarang, bahkan sampai masa yang akan datang. Sebenarnya AI bukanlah sesuatu yang baru, namun pada saat ini banyak ilmuan yang terus berusaha mengembangkannya menjadi hal baru lagi, sehingga banyak orang yang semakin ingin tahu mengenai AI ini. Beberapa contoh AI yang bisa kita jumpai di kehidupan sehari-hari misalnya smartphone, komputer, perangkat lunak, media sosial, dan masih banyak lagi contoh yang bisa dengan mudah kita temukan di sekitar kita.

Tujuan awal diciptakannya AI sendiri adalah untuk membangun sistem kecerdasan, membantu mengerjakan pekerjaan manusia serta membantu memecahkan permasalahan. Saat ini, AI sudah sangat cakap dalam membantu pekerjaan manusia di negara-negara maju, dan itu tentunya sangat menguntungkan bagi orang yang bersangkutan degan pekerjaan tersebut. Karena bagi mereka AI sangat menghemat waktu mereka untuk melakukan pekerjaan yang semestinya dilakukan dengan waktu yang cukup lama. Bahkan, robot humanoid (robot yang memiliki bentuk struktural seperti manusia dan bisa melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya, bahkan sampai dengan manusia) sudah bisa diangkat menjadi anggota keluarga di Jepang saat ini, sehingga bisa membantu sampai-sampai menggantikan sang empu untuk melakukan tugas dan pekerjaan rumahnya.

Tanpa kita sadari pun, kita hampir sepenuhnya mengandalkan AI dalam kehidupan sehari-hari kita. Beberapa contohnya seperti dalam bidang kesehatan, yang mana kita bisa mencari data seorang pasien diantara sekian banyak orang  dalam hitungan detik saja. Tidak hanya itu, ada juga aplikasi fasilitas kesehatan yang sengaja diluncurkan untuk mengontrol keadaan pasien, mengingatkan pasien untuk meminum obat, bahkan mengingatkan jadwal untuk melakukan kontrol kesehatannya. Contoh lainnya seperti saat kita mendengarkan musik atau menonton film di sebuah platform, platform tersebut akan dengan otomatis merekomendasikan musik dan film sesuai dengan genre favorit kita. Dan itu juga termasuk AI yang mempelajari mengenai kebiasaan-kebiasaan penggunanya, sehingga mampu memberikan rekomendasi musik dan film yang sesuai dengan minat penggunanya.

Banyak hal positif dan menyenangkan yang bisa kita lakukan dengan AI. Namun, masih banyak juga orang yang menyalahgunakan keberadaannya. Seperti kasus ChatGPT yang sekarang sedang ramai, banyak kasus yang sudah terjadi akibat dari penyalahgunaan ChatGPT ini. Beberapa diantaranya adalah digunakannya ChatGPT sebagai alat kecurangan untuk mengerjakan tugas bagi para pelajar dan mahasiswa, bahkan ada juga yang menggunakan ChatGPT untuk membuat malware, yang di mana malware sendiri adalah perangkat lunak dengan berbagai jenis di antaranya yang sengaja dirancang untuk merusak komputer maupun perangkat lainnya.

Tidak hanya menyalahgunakan, pelanggaran lain seperti bahaya AI yang bisa melanggar privasi juga bisa terjadi jika AI dilatih untuk melakukan tindakan kriminal, seperti meretas akun yang dimiliki orang lain/ korban. Dilain sisi, AI juga meningkatkan tingkat pengangguran, di mana manusia sudah tidak dibutuhkan lagi karena sebagian pekerjaan telah dikerjakan lebih baik oleh AI. Lalu, bagaimana masa depan AI sendiri? Apakah bisa dikatakan sebagai pemimpin dunia di masa depan?

Lebih pastinya, AI akan terus di kembangkan kemampuannnya di masa yang akan datang sampai mampu untuk memahami konteks dan lebih pintar lagi. Sehingga AI dapat melakukan pekerjaan yang sebelumnya hanya bisa dilakukan oleh manusia. Para ahli memperkirakan kecerdasan buatan ini akan memperkuat efektivitas manusia ke depannya. Maka, kembali lagi kepada diri kita sendiri, selaku pihak yang pastinya akan bersangkutan terhadap penggunaan AI ke depannya. Jika kita dengan bijak menggunakan teknologi kecerdasan buatan ini, hal tersebut pasti sangan membantu dalam meningkatkan produktivitas dan menguntungkan kita dalam banyak hal yang kita lakukan. Namun, apabila kita menggunakan kecerdasan buatan tersebut untuk melakukan hal negatif, tentu saja sangat merugikan. Tidak hanya untuk diri sendiri yang sudah ter cap bodoh karena tidak bisa menggunakan teknologi kecerdasan buatan yang sudah dikembangkan dengan baik, namun juga akan merugikan orang lain yang sudah terjerumus ke dalam jebakan yang di buat. Jadi mari kita bersama-sama bijak dalam menggunakan teknologi kecerdasan buatan yang sudah berkembang ini, bahkan yang akan lebih berkembang lagi di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline