Hani amalia 2022041148 - ilmu komunikasi
Feminisme adalah wajah neoliberalisme yang dapat diterima, kebanyakan masyarakat sulit keluat dari kungkungan kapitalisme. Manusia tidak dapat mengubah dunia, melalui kinerja gender mereka. Feminisme postmodernisme menekankan bahwa identitas perempuan di bangun dan dikontruksikan secara sosial. Yang berarti secara sosial, identitas Perempuan dan pengalaman nya di pengaruhi oleh konteks sosial, budaya dan sejarah.
Feminisme, pada hakikatnya, bukanlah sekadar upaya perjuangan hak-hak perempuan semata. Sebaliknya, feminisme adalah pendekatan analitis terhadap struktur kekuasaan yang bersumber dari perbedaan gender. Meskipun sering kali dikaitkan dengan perjuangan perempuan menuju kesetaraan, feminisme juga mencakup usaha untuk menyelidiki dan mengatasi ketidaksetaraan gender yang merasuki struktur sosial secara menyeluruh.
Perlu diingat bahwa feminisme bukanlah gerakan yang terbatas pada satu jenis kelamin. Ini melibatkan pemahaman mendalam mengenai konstruksi sosial peran gender, baik pada perempuan maupun laki-laki. Feminisme mengajak untuk memandang beragam pengalaman dan dampak kebijakan gender pada semua lapisan masyarakat.
Feminisme mendorong evaluasi stereotip gender yang mempersempit pilihan hidup individu, bukan hanya perempuan tetapi juga laki-laki. Gerakan ini berupaya melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam meruntuhkan norma-norma patriarki yang tidak hanya membatasi perempuan, tetapi juga menciptakan ekspektasi yang merugikan laki-laki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H