Pada kenyataannya, tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri; mereka harus bergantung satu sama lain. Itulah sebabnya manusia hidup berkelompok, dan saling membantu satu sama lain. Cara hidup seperti ini tidak hanya ada di masyarakat saat ini, tetapi telah ada selama berabad-abad, sejak manusia menemukan konsep bersosialisasi. Salah satu bentuk bersosialisasi adalah dengan bertetangga.
Bertetangga berarti hidup dengan orang lain di lingkungan yang dekat atau jauh. Tetangga adalah keluarga di lingkungan yang membutuhkan perawatan moral khusus. Setelah anggota keluarga, tetangga adalah teman terdekat. Dibandingkan dengan keluarga yang tinggal berjauhan, tetangga lebih mengetahui suka duka dan dapat memberikan pertolongan pertama jika terjadi sesuatu.
Dalam Islam, etika bertetangga merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap muslim, baik terhadap sesama muslim maupun terhadap non muslim. Etika bertetangga ini terjalin dengan iman. Etika ini berlaku tidak hanya untuk umat Islam sebagai individu, tetapi juga untuk negara Islam dan pemerintah. Moral dan perilaku yang tepat diperlukan untuk memupuk kerukunan dan persatuan di antara tetangga. Selain itu, Islam mengajarkan umat Islam bagaimana menjadi tetangga yang baik.
Allah SWT bahkan dalam Surah An-Nisa ayat 36 memerintahkan kepada hamba-Nya untuk selalu berbuat baik kepada tetangga.
Artinya: "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri."
Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut tentang adab bertetangga menurut Islam:
1. Dahulukan salam
Adab bertetangga yang pertama adalah saling menyapa. Selanjutnya, salam saat bertemu dianggap sopan dalam kebiasaan sehari-hari. Ketika tetangga bertemu, mereka dianjurkan untuk saling menyapa dengan mengucapkan salam. Mereka yang mendahului salam lebih unggul secara akhlak dan karenanya menerima lebih banyak kebaikan.
Seperti yang dianjurkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sabdanya, menjelaskan pentingnya salam dalam hubungan baik.
Adapun hadis tersebut, berbunyi: