Lihat ke Halaman Asli

Hanim Rosyidah

Mahasiswa yang masih ingin terus belajar

Keindahan Gaya Bahasa dan Makna Al Quran

Diperbarui: 9 Juli 2021   12:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mahasiswa IPICOM Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 

Hanim Rosyidah 

Al-Qur'an adalah kitab suci umat islam yang Allah turunkan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad dengan menggunakan bahasa Arab yang bukan merupakan bahasa Arab pada umumnya, akan tetapi dengan bahasa Arab yang keindahannya tidak ada bandingannya. Maka sangat wajar apabila bahasa Al-Qur'an tidak bisa ditiru oleh manusia, sebab Al-Qur'an bukanlah karya manusia, tetapi Al-Qur'an adalah kalam Allah yang Maha Agung yang diturunkan khusus untuk umat muslim. Pada zaman dahulu banyak sastrawan bangsa Arab yang ingin meniru Al-Qur'an dengan gaya bahasanya masing-masing, tetapi usaha mereka tidak berhasil. Al-Qur'an tetap menjadi kalam Allah yang agung yang tidak ada seorangpun yang bisa menandinginya.

Sekarang ini, Al-Qur'an banyak mempengaruhi perkembangan bahasa Arab dan juga sastra Arab. Keindahan Al-Qur'an tidak hanya mempengaruhi bangsa dan bahasa Arabnya saja, tetapi juga mempengaruhi seluruh aspek kehidupan. Tidak ada manusia yang bisa menandingi dan meniru keindahan bahasa Al-Qur'an. Allah telah menantang bagi siapapun manusia yang dapat meniru Al-Qur'an dan juga akan Allah beri pelajaran atau hukuman bagi siapapun yang berusaha meniru Al-Qur'an. Contoh nyatanya adalah Musailamah Al-Kadzdzab, ia mencoba membuat sebuah surat yang persis seperti surat Al-Qori'ah. Pada saat itu bukannya ia mendapat banyak pujian dari orang Arab, akan tetapi ia mendapatkan ejekan dan cibiran, bahkan menjadi bahan tertawaan masyarakat sekitar karena apa yang dilakukannya adalah perbuatan bodoh dan menampakkan kelemahan jati dirinnya di hadapan orang Arab.

Keindahan gaya bahasa Al-Qur'an membuat Al-Qur'an disegani oleh kawan dan ditakuti oleh lawan. Hati orang Quraisy yang pada zaman Rosullah SAW boleh jadi belum menerima Islam, belum beriman pada dakwah islam, akan tetapi hati orang-orang Quraisy pada saat itu tetap tidak dapat memungkiri keindahan gaya bahasa Al-Qur'an, keindahan lantunan ayat suci Al-Qur'an. Jika mendengar lantunan ayat Al-Qur'an dibacakan, sontak orang Quraisy tersebut terheran-heran, terkagum-kagum, bahkan terpesona dengan betapa indahnya lantunan ayat suci Al-Qur'an tersebut. Namun karena hati mereka tertutup, belum bisa menerima Islam, maka mereka menyatakan Al-Qur'an yang indah itu hanya sebagai sebuah sihir belaka.

Dilihat dari gaya bahasanya, bahasa Al-Qur'an menggabungkan dua pendekatan sekaligus, pendekatan rasional dan pendekatan estetik. Al-Qur'an menggabungkan keindahan dan kebenaran sehingga menyentuh hati dan akal manusia. Keistimewaan bahasa Al-Qur'an terletak pada gaya pengungkapannya. Ungkapan yang ada di dalam Al-Qur'an tidak akan ada di ungkapan kitab atau karya sastra lainnya, Al-Qur'an menggunakan pemilihan kata yang lebih sopan, halus, dan etis. Berbeda dengan kitab para penyair Arab, mereka biasanya menggunakan kata-kata yang tidak etis dalam karangan syair mereka.

Allah menurunkan Al-Qur'an sebagai surat mulia untuk para hamba-Nya yang mau menerima dan gaya bahasa Al-Qur'an adalah variasi yang digunakan untuk mengungkapkan dan menyampaikan maksud yang Allah ingin sampaikan kepada hamba-Nya. Layaknya surat pada umumnya, Al-Qur'an juga berisikan berita gembira, peringatan, perintah dan larangan serta petunjuk-petunjuk. Akan tetapi surat yang berupa Al-Qur'an ini mempunyai gaya bahasa tersendiri dalam penyampaian isi atau maksudnya, tidak hanya memperhatikan gagasan yang disampaikan, tetapi juga memperhatikan manusia dan dunianya.

Penyampaian isi atau maksud Al-Quran di sesuaikan dengan kondisi psikologi, sosial, alam, dan politik bangsa Arab. Dalam hal ini ada beberapa gaya bahasa yang digunakan dalam Al-Qur'an, yaitu tashbih, isti'arah, majaz, dan kinayah. Gaya bahasa tersebut adalah eleman pembangun kesempurnaan dan keindahan ungkapan atau ekspresi Al-Qur'an.

  • Tashbih. Secara bahasa tashbih artinya menyerupakan atau penyerupaan. Sedangkan menurut istilah tashbih adalah menyerupakan dua perkara atau lebih yang memiliki kesamaan sifat. Tashbih mempunyai empat unsur utama, yakni mushabbah (sesuatu yang diperbandingkan), mushabbah bih (perangkat perbandingan), wajh al-shibh (alasan perbandingan), dan adat al-tashbih (perangkat perbandingan).
  • Isti'arah. Isti'arah adalah ungkapan yang sering berlaku pada setiap bahasa. Menurut para sarjana bahasa, mereka mendifinisikan isti'arah secara tradisional sebagai gambaran retoris yang paling penting. Secara bahasa isti'arah artinya meminjam atau peminjaman, sedangkan menurut istilah berarti peminjaman kata untuk digunakan di kata lain karena ada beberapa faktor.
  • Majaz. Sebenarnya majaz tidak memiliki perbedaan yang jauh dengan isti'arah karena pada kenyataannya isti'arah adalah bagian dari majaz. Keduanya memiliki perbedaan yang terletak pada hubungan antara makna dasar dengan makna yang lain. Yang dimaksud dengan majaz ini adalah tidak adanya relasi atau hubungan antara makna dasar dengan makna yang lainnya. Jika ada kesesuaian maka itu adalah isti'arah.
  • Kinayah. Penggunaan gaya bahasa kinayah dalam Al-Qur'an lebih sedikit dibandingkan penggunaan gaya bahasa lain. Fungsi dari penggunaan kinayah ini sebagai penyempurna dari keindahan ungkapan

Allah menjadikan Al-Qur'an sebagai semulia-mulianya kitab yang memuat dalil tegas tentang segala aspek kehidupan dan juga aspek pengetahuan. Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di menjelaskan bahwa pada Al-Qur'an terdapat ilmu dan kebaikan yang sangat banyak yang bisa dijadikan sebagai pedoman hidup. Di dalamnya terdapar petunjuk untuk keluar dari kesesatan, obat dari segala penyakit, cahaya untuk menerangi kegelapan dan juga memuat setiap hukum yang diperlukan oleh manusia. Sebagai manusia, kita harus menadaburi ayat-ayatnya, merenungkan maknanya, dan mengajarkannya kepada orang lain. Seseorang akan mendapatkan berkah dan kebaikan yang ada dalam Al-Qur'an jika ia benar-benar mempelajari, mengamalkan dan mengajarkannya. Seperti perkataan Nabi Muhammad dalam kitab shahih Imam Bukhori, yakni

"Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya"

Dalam hadits tersebut, tedapat dua amalan yang barang siapa ia mengerjakan (belajar dan mengamalkan), maka orang tersebut akan menjadi manusia terbaik diantara saudara-saudara muslim lainnya. Al-Qur'an memiliki gaya bahasa yang indah dan berbeda karena Al-Qur'an adalah firman Allah yang diturunkan langsung kepada Nabi Muhammad melalui perantara malaikat Jibril. Al-Qur'an adalah sumber pertama dan dijadikan sebagai acuan utama dalam ajaran islam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline