Lihat ke Halaman Asli

Komunikasi Digital dan Perubahan Sosial: Sebuah Dilema

Diperbarui: 29 November 2023   19:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Komunikasi merupakan kegiatan yang pasti dilakukan di dalam kelompok sosial karena komunikasi merupakan bentuk interaksi yang terjadi antara anggota kelompok. Tanpa adanya komunikasi, tidak akan ada keterikatan antaranggota. Komunikasi dapat diartikan sebagai sebuah proses yang bertujuan untuk menyampaikan pesan atau pendapat kepada orang yang dituju. Wadah komunikasi bisa dikelompokkan ke dalam dua bentuk, yaitu secara lisan dan tulisan (Deslima , 2020). Fungsi khusus komunikasi yaitu untuk mengubah pola pikir masyarakat, untuk mengajak masyarakat melakukan sesuatu yang sesuai dengan himbauan, bahkan bisa dilakukan untuk mencuci otak orang lain sehingga mereka bisa tidak lagi menganut prinsip dan nilai-nilai yang dipegang teguh.

            Seiring dengan perkembangan zaman, ragam wadah komunikasi juga mengalami transformasi. Sebelum mengenal digitalisasi, masyarakat melakukan komunikasi hanya lewat berbicara secara langsung dengan lawan bicara untuk komunikasi lisan dan menulis surat sebagai bentuk pelaksanaan komunikasi tertulis. Sekarang, seiring dengan melejitnya perkembangan teknologi dan penemuan-penemuan media maupun applikasi yang bisa didapatkan hanya lewat beberapa klik lewat gawai, cara berkomunikasi jauh lebih mudah dan cepat (Anshori, 2022).

            Salah satu produk dari kecanggihan teknologi adalah adanya media sosial yang penggunaannya mudah diakses di mana saja dan kapan saja. Sebuah perbandingan bisa diambil dari penggunaan surat sebagai media komunikasi dengan penggunaan media sosial. Surat membutuhkan waktu berhari-hari untuk sampai kepada ke si penerima karena pihak pengantar harus membawa surat dengan kendaraan. Sebaliknya, ketika komunikasi dilakukan lewat media sosial yang terintegrasi dengan kekuatan internet, pesan yang ingin disampaikan bisa terkirim dalam hitungan waktu sepersekian detik.

            Kemudahan yang didapatkan dari hasil kemajuan zaman dalam komunikasi tidak serta merta menjadi klaim bahwa adanya sosial media menjadikan kehidupan sosial masyarakat bisa melangkah ke arah yang sempurna karena ternyata ada dampak buruk yang dihasilkan dari transformasi komunikasi ini. Berikut adalah beberapa contoh kemunduran kualitas kemanusiaan sebagai dampak dari maraknya penggunaan komunikasi digital di tengah kehidupan masyarakat.

            Moral menjadi salah satu hal yang harus mendapatkan sorotan karena adanya ruang digital dalam bentuk media sosial telah menggerus rasa kemanusiaan sebagai indikator dari kemunduran moral. Hampir setiap hari kita mendengar kabar buruk mengenai tindakan kriminal yang dilakukan oleh banyak orang. Perundungan merupakan kasus yang sudah lazim terjadi di tengah  meluasnya pemanfaatan media sosial. Ketika ada unggahan foto atau video dari seseorang, cacian dan hinaan tidak akan segan untuk dikeluarkan. Salah satu contoh perundungan yang baru terjadi adalah perundungan salah satu penonton konser musik Coldplay karena memvideokan dirinya menonton konser dengan kamera gawai yang harganya tidak mahal . Diketahui bahwa penonton tersebut mendapatkan hadiah tiket menonton konser gratis. Ketika video yang diunggahnya ke media sosial viral, rata-rata orang yang menghina tersebut menyuruh pengunggah video untuk membeli gawai mahal yang memiliki kamera jernih daripada menonton konser. Hal ini sangat disayangkan karena rasa kemanusiaan telah luntur di kalangan perundung dan mereka juga tidak menelusuri lebih lanjut bagaimana si pengunggah video bisa hadir menonton pertunjukan secara langsung. Dengan demikian, terlihat jelas bahwa kecanggihan media komunikasi tidak selalu berbanding lurus dengan kemajuan dalam berakhlak dan menerapkan nilai-nilai kemanusian.

            Contoh selanjutnya yaitu fenomena penggunaan gawai yang bisa ditemukan di setiap sudut, baik itu di desa maupun di kota. Gawai telah menjadi sebuah kebutuhan untuk berkomunikasi dan memudahkan pengerjaan tugas bagi para pelajar maupun para pekerja. Dampak dari keadaan ini yaitu kedekatan dan kehangatan ketika berkumpul bersama menjadi berkurang walaupun sudah berada di dalam satu ruang nyata. Sebagai contohnya, makan bersama di sebuah restoran atau kafe biasanya dijadikan sebagai ajang untuk bisa tetap saling melekat satu sama lain karena adanya kesibukan dengan rutinitas. Sayangnya, karena sudah candu dengan sosial media dan applikasi lainnya, ketika berkumpul bersama setiap orang akan sibuk dengan gawai masing-masing sehingga tujuan utama untuk berkumpul jadi terlupakan. Dahulu, tanpa adanya gawai  dan internet, semua orang bisa tertawa lepas bersama karena komunikasi yang terjadi adalah komunikasi langsung dan fokus semuanya cuma satu. Jadi, momen yang dijalani bisa berkesan dan kemelakatan satu sama lain bisa tetap terjalin.

            Jadi, dapat disimpulkan bahwa pola dan ragam komunikasi telah mengalami pergesaran seiring dengan majunya perkembangan zaman. Pergeseran ini mengarah kepada dua kutub yang berlawanan. Di satu sisi, komunikasi bisa menjadi lebih mudah dan efektif sehingga bisa menghemat waktu dan tenaga. Di sisi lain, ternyata ada harga yang harus dibayar mahal untuk semua kemudahan itu. Dinamika kehidupan masyarakat juga bergerak menuju kualitas yang lebih buruk karena adanya dehumanisasi. Manusia menjadi lebih bebas untuk berekspresi karena hanya lewat ketikan dan sambungan internet mereka bisa melakukan apa saja. Penghinaan, cacian, bahkan pelecehan bisa dilakukan dengan mudah tanpa memperhatikan dampak yang dihasilkan bagi orang yang dituju. Di samping itu, kepekaan sosial juga menjadi menurun ketika sedang menikmati waktu kebersamaan karena sibuk berkomunikasi lewat gawai. Oleh karena itu, diperlukan tindakan yang bijak dalam menerima dan memanfaatkan media digital sebagai sarana berkomunikasi dengan memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan, kesopanan, dan kesantunan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline