Sekolah inklusi merupakan lembaga pendidikan formal dimana penyelenggaraan pendidikannya menyatukan anak-anak berkebutuhan khusus dengan anak-anak normal ada umumnya untuk belajar. Pada sekolah inklusi semua siswa akan mendapatkan perlakuan yang sama di sekolah, yang membedakan yaitu siswa berkebutuhan khusus akan mendapatkan pendampingan dari guru pendamping khusus (GPK). Seperti sekolah pada umumnya, sekolah inklusi dapat berada pada jenjang SD, SMP dan SMA/SMK.
Data Balai Pengembangan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah (BP2KLK), di Jawa Tengah terdapat 554 sekolah inklusi. Sebanyak 485 sekolah negeri dan 49 sekolah sekolah swasta. Menurut jenjang pendidikannya, sekolah inklusi pada jenjang SD memiliki jumlah terbanyak yakni 463 sekolah, jenjang SMP 76 sekolah, jenjang SMA 6 sekolah dan SMK 4 sekolah.
Semarang sebagai ibu kota Provinsi Jawa Tengah memiliki sebanyak 44 sekolah inklusi (Data BP2KLK) yang tersebar di beberapa tempat. Salah satu sekolah inklusi di Kota Semarang tidak memungut biaya bagi peserta didik alias gratis untuk golongan kurang mampu yang dikelola sebagai percontohan pengelolaan sekolah gratis. SD Juara Semarang, sekolah inklusi non-pemerintah tersebut menerapkan kesetaraan bagi anak-anak normal dan berkebutuhan khusus untuk mendorong anak berkebutuhan khusus terpacu dan mampu mensejajarkan diri dengan anak yang lainnya. Sebagai sekolah inklusi, SD Juara memiliki beberapa siswa berkebutuhan khusus, seperti Neneng yang mengalami disklesia atau sulit membaca meski usianya sudah hampit 17 tahun, juga Anisa yang kesulitan berbicara.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, sedang mengupayakan SMK Jateng untuk dijadikan sekolah inklusi. Menurutnya, SMK Jateng yang notabenya sekolah yang dibiayai oleh pemerintah dapat menerima difabel dengan harapan pelajar difabel mampu mendapatkan ketrampilan serta kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Selain itu, hal tersebut juga dapat menjadi jalan keluar dengan banyaknya jumlah anak berkebutuhan khusus yang belum terlayani dengan maksimal pada khususnya di bidang pendidikan terlebih pada jenjang SMA/SMK (Sumber : radioidola 4 November 2017).
Besar harapan seiring dengan bertambahnya sekolah inklusi di Jawa Tengah memberikan kesempatan siswa berkebutuhan khusus untuk mengenyam pendidikan setara dengan siswa pada umumnya. Sekolah inklusi mengajarkan tentang keberagaman dan sikap toleransi antar siswa. Dimana siswa harus saling menghargai perbedaan fisik antara siswa regular dan siswa berkebutuhan khusus. Karena meskipun anak berkebutuhan khusus memiliki kekurangan fisik, namun di sisi lain mereka pasti memiliki kelebihan dibandingkan siswa reguler. Keterbatasan bukanlah halangan untuk berprestasi dan mempersiapkan masa depan yang lebih baik.
Note : Kota ATLAS (Aman, Tertib, Lancar, Asri dan Sehat) julukan bagi Kota Semarang Jawa Tengah
Penulis : Haniam Maria
Pendidikan Kimia UIN Sunan Kalijaga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H