Lihat ke Halaman Asli

Hani Lestari

Mahasiswa

Harmoni Budaya: Sinergi Pendidikan Multikultural dengan Tradisi Nyadran di Kaloran

Diperbarui: 4 Januari 2025   19:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan Nyadran Lintas Agama di Kecamatan Kaloran (Sumber: Ditjen Bimas Budha Kementerian Agama RI)

Magnum Opus ini dibuka dengan firman Allah Swt. dalam QS. Al-Hujarat ayat 13. 

Allah berfirman, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku- suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal". Kandungan ayat tersebut memberikan suatu informasi bahwa diciptakannya manusia dengan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku adalah untuk saling kenal-mengenal (berinteraksi) antara satu dengan yang lainnya, demi menciptkan kebaikan dan kedamaian. Jika kita korelasikan ayat di atas dengan pendidikan, maka dapat menghasilkan sebuah produk yang dinamakan pendidikan multikultural. 

Pendidikan multikultural adalah pendekatan pendidikan yang bertujuan untuk menghargai, menghormati, dan memahami keberagaman budaya, etnis, agama, bahasa, dan latar belakang sosial dalam lingkungan pendidikan. Pendekatan ini mengakui bahwa masyarakat kita merupakan masyarakat yang multikultural, di mana individu-individu dengan latar belakang yang berbeda hidup bersama.

Ketika kita mendengar istilah kebudayaan tentu sudah tidak asing lagi. Sering kali kita menerjemahkan kebudayaan sebagai sebuah bentuk kesenian dan pertunjukan semata. Padahal sebenarnya kebudayaan merupakan ide gagasan, perspektif, dan pola hidup yang menyangkut segala aspek kehidupan. Kebudayaan menjadi cara manusia merespons segala permasalahan hidup, mulai dari problem personal-komunal, masalah sosial, ekonomi, politik, hingga pendidikan. Dalam perspektif pendidikan, kebudayaan memiliki peran yang signifikan. Hal ini tercermin pada kebudayaan masyarakat desa ketika memaknai kearifan lokal dalam kehidupannya dan diintegrasikan dengan kurikulum pendidikan dengan berbasis pendekatan multikultural.

Kearifan lokal merupakan salah satu warisan penting yang kaya akan nilai-nilai budaya, sosial, dan lingkungan. Tradisi ini telah lama dijaga dan dipraktikkan oleh masyarakat. Di tengah laju modernisasi dan globalisasi, menjaga dan mempromosikan kearifan lokal menjadi semakin penting, terutama dalam konteks pendidikan. Integrasi kearifan lokal dalam pendidikan dapat memberikan pembelajaran yang lebih kontekstual, relevan, dan bermakna bagi siswa. Salah satu contoh kearifan lokal yang memiliki potensi besar untuk diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan adalah tradisi Nyadran Lintas Agama yang ada di Kaloran, Temanggung. Tradisi ini tidak hanya kaya akan makna budaya, tetapi juga memiliki nilai-nilai filosofi yang penting.

Dalam konteks pendidikan, tradisi Nyadran Lintas Agama berperan sebagai media yang efektif untuk mengajarkan siswa tentang pentingnya saling menghormati dan kebersamaan. Hal ini dapat dicapai melalui pendekatan etnopedagogi, yaitu pendekatan pendidikan yang menghubungkan nilai-nilai budaya lokal dengan proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang hubungan antara manusia, budaya, dan lingkungan. Melalui etnopedagogi, siswa dapat memahami nilai-nilai budaya yang terkandung dalam tradisi Nyadran Lintas Agama yaitu nilai toleransi, kebersamaan, tolong menolong, gotong royong, cinta lingkungan, dan nilai religius.

Etnopedagogi, sebagai pendekatan yang mengintegrasikan kearifan lokal, memiliki relevansi tinggi di era globalisasi saat ini. Identitas budaya lokal sering kali terancam oleh homogenisasi budaya global yang menyebabkan nilai-nilai lokal terkikis. Oleh karena itu, penerapan kearifan lokal dalam pendidikan tidak hanya bertujuan untuk melestarikan warisan budaya, tetapi juga membantu siswa memahami tantangan yang dihadapi dunia saat ini. Artikel ini akan membahas bagaimana tradisi Nyadran Lintas Agama dapat diintegrasikan ke dalam pendidikan multikultural melalui pendekatan etnopedagogi serta dampak positifnya terhadap kesadaran budaya dan toleransi siswa.

Pentingnya Integrasi Kearifan Lokal dalam Pendidikan

Kearifan lokal memiliki peran penting dalam memperkaya pembelajaran. Salah satu keunggulannya adalah relevansi sosial dan budaya yang erat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Dengan memanfaatkan kearifan lokal, siswa dapat memahami konsep akademik dengan lebih baik dan sekaligus memperkuat identitas budaya serta karakter mereka. Penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran yang berbasis kearifan lokal tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep akademik, tetapi juga membantu siswa untuk mengatasi dampak negatif globalisasi yang dapat mengikis identitas budaya lokal (Azizah, 2022).

Nilai-Nilai dalam Tradisi Nyadran Lintas Agama

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline