Apakah efek dari lama ngejomblo? Bolehkah aku menjadi penjaga putri Bu Lyn? Duuh... bertemu Bu Lyn aja belum. Bisa-bisanya otakku slengean.
Kami turun di stasiun Gubeng. Masih terlalu pagi untuk mencari angkutan umum. Kuajak Alisha sarapan di salah satu stan di sekitar stasiun. Dia menolak saat aku membayar makanannya.
"Mbak, gak pa pa lagi kalau yang bayar Mas nya," pemilik warung menengahi perdebatan kami.
"Sabar, Mas. Cewek independen emang begitu," aku tersenyum melirik Alisha yang sedikit cemberut.
"Jangan cemberut. Ntar, cantiknya dipatok ayam," bisikku pelan.
Alisha tidak menanggapi perkataanku. Ia ngeloyor menuju halte. Aku mengejar langkahnya.
***
Ini adalah pertama kali aku menginjakkan kaki di rumah Bu Lyn. Kurang lebih enam tahun tidak bertemu. Beliau tampak lebih tua namun netranya tak berubah, teduh dan menenangkan.
"Masih mengajar di SMK Mandiri, Bu?" tanyaku setelah kami duduk di ruang tamu sederhana dengan beberapa foto tertata rapi di dinding warna biru pastel. Beliau masih setia dengan warna biru.
"Alhamdulilah, masih. Kok, bisa kenal Alisha?" tanya Bu Lyn.
"Tadi di kereta tidak sengaja, Bu. Selamat untuk buku solo, Bu Lyn," ucapku.