Mendengar kata Antropologi pasti juga tidak asing dengan nama Koentjaraningrat. Ya, beliau merupakan guru besar ilmu Antropologi sekaligus perintis dan peletak dasar antropologi di Indonesia.
Koentjaraningrat mewarisi pemikiran dan berbagai karya yang masih dirujuk hingga saat ini. Salah satu karya buah pena fenomenal beliau adalah buku berjudul "Pengantar Ilmu Antropologi".
Buku Pengantar Ilmu Antropologi bahkan sudah menjadi rujukan bagi pembelajaran Antropologi di tingkat sekolah maupun perguruan tinggi. Selain itu, mahasiswa jurusan selain antropologi yang mengambil matakuliah dasar pun juga menggunakan buku tersebut sebagai referensi.
Buku Pengantar Ilmu Antropologi pertama kali diterbitkan pada tahun 1979. Pada tahun 2013 buku tersebut sudah mencapai cetakan ke-9. Buku Koentjaraningrat ini pun menjadi karya klasik hingga saat ini meskipun telah ada buku sejenis dari pengarang lain. Berikut ulasan mengenai buku Pengantar Ilmu Antropologi baik keunggulan dan kekurangannya.
Keunggulan Buku Pengantar Ilmu Antropologi
1. Penjelasan Mendalam dan Lengkap
Koentjaraningrat menguraikan secara sistematis berbagai konsep dasar dalam antropologi. Mulai dari definisi antropologi hingga pembahasan tentang budaya, masyarakat, dan struktur sosial.
2. Pembahasan Konteks Indonesia
Dalam menjelaskan berbagai fenomena budaya yang ada, Koentjaraningrat memberikan contoh dan ilustrasi dari masyarakat dan budaya Indonesia. Dengan demikian, pembaca dapat memahami konsep-konsep antropologi dengan mudah terutama pada konteks lokal.
3. Bahasa Mudah Dipahami
Buku Koentjaraningrat menggunakan bahasa yang jelas sehingga pembaca mudah memahami. Hal ini tentu memudahkan kalangan pembaca yang sedang belajar dan mengenal ilmu Antropologi seperti mahasiswa, akademisi, dan masyarakat umum.
4. Kaya Referensi Pustaka
Salah satu tanda bahwa buku ditulis dan disusun dengan baik adalah penggunaan referensi. Semakin kaya referensi yang dikutip artinya memberikan kedalaman analisis. Buku Koentjaraningrat adalah salah satu jawabannya. Buku Pengantar ilmu Antropologi ini berjumlah kurang lebih 300 halaman yang terbagi atas 8 bab dengan referensi pustaka sejumlah 120 buku.
Meskipun telah mengalami beberapa kali revisi, buku ini memiliki keterbatasan dalam merespon perkembangan terbaru bidang antropologi. Beberapa pemikiran dan gagasan konsep sudah tidak relevan.
Selain itu, buku Pengantar Ilmu Antropologi juga memiliki kekurangan pada aspek penyajian visual. Padahal aspek gambar, grafik dapat membantu pembaca memahami konsep atau gagasan tertentu.