Lihat ke Halaman Asli

Muhamad Hanifudin Kinasih

Mahasiswa STIA Pembangunan Jember

Menjaga Lidah dari Aib Orang Lain, Tuntunan Nabi Muhammad Saw

Diperbarui: 2 Desember 2024   12:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 (Contoh: Foto Bunga dan Al Qur'an (Sumber: pinterest))

Nabi Muhammad SAW adalah contoh teladan terbaik dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam berbicara. Salah satu ajaran beliau yang sangat penting adalah bagaimana menjaga lidah agar tidak terjatuh dalam ghibah (membicarakan keburukan orang lain). Lidah yang tidak terjaga bisa menyebabkan kerusakan yang besar baik di dunia maupun di akhirat. Dalam Islam, menjaga lidah dari menyebarkan aib orang lain adalah salah satu kewajiban bagi setiap Muslim.

Mengapa Lidah Harus Dijaga?

Lidah adalah salah satu anugerah terbesar dari Allah SWT. Namun, jika digunakan dengan tidak bijaksana, bisa menjerumuskan kita ke dalam dosa. Rasulullah SAW bersabda:"Sesungguhnya seseorang itu akan berkata sesuatu yang dia sendiri tidak menyadari dampaknya, sehingga dia jatuh ke dalam api neraka lebih jauh dari jarak antara timur dan barat."
(HR. Bukhari)

Dari hadis ini, kita dapat memahami bahwa setiap perkataan kita memiliki dampak yang sangat besar, baik di dunia maupun di akhirat. Salah satu akibat buruk dari lidah yang tidak terjaga adalah menyebarkan aib orang lain.

Tuntunan Nabi Muhammad SAW dalam Menjaga Lidah

  1. Hindari Ghibah (Membicarakan Aib Orang Lain)
    Ghibah adalah salah satu bentuk dosa besar dalam Islam. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa ghibah adalah "menceritakan sesuatu tentang saudaramu yang tidak disukainya."
    Dalam sebuah hadis, beliau bersabda:
    "Ghibah itu lebih buruk daripada zina."
    (HR. Abu Dawud)

    Perbuatan ini tidak hanya merusak hubungan, tetapi juga menghancurkan kehormatan orang lain. Nabi Muhammad SAW mengingatkan kita untuk menjaga lisan agar tidak terjatuh ke dalam ghibah, apalagi jika tujuannya hanya untuk merendahkan orang lain.

  2. Bicara yang Baik atau Diam
    Rasulullah SAW juga mengajarkan kita untuk berbicara hanya dengan kata-kata yang baik atau lebih baik diam. Beliau bersabda:
    "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam."
    (HR. Bukhari)

    Ini adalah prinsip yang sangat penting. Bila kita tidak dapat berbicara dengan kata-kata yang baik atau membicarakan sesuatu yang bermanfaat, lebih baik kita memilih untuk diam. Diam bukan berarti tidak peduli, tetapi menghindari kata-kata yang bisa merugikan orang lain.

  3. Berbicara dengan Tujuan yang Baik
    Setiap perkataan yang keluar dari mulut kita sebaiknya memiliki tujuan yang baik, yaitu untuk mendatangkan kebaikan. Rasulullah SAW menekankan bahwa berbicara dengan tujuan yang buruk, seperti menyebarkan aib orang lain, hanya akan mendatangkan dosa.
    "Sesungguhnya kata-kata itu adalah buah hati, maka lihatlah apa yang keluar dari mulutmu."
    (HR. Tirmidzi)

  4. Memberi Nasihat dengan Bijak
    Jika kita merasa perlu memberikan nasihat kepada seseorang yang berbuat salah, cara kita menyampaikan pesan harus dengan penuh kelembutan, bukan dengan cara yang menghinakan. Nabi Muhammad SAW bersabda:
    "Nasihat itu adalah agama."
    (HR. Muslim)
    Menasihati seseorang tidak berarti membuka aibnya, melainkan membantu mereka memperbaiki diri tanpa merendahkan martabat mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline