Bukan tanpa perhitungan, tapi sesuatu yang terduga bisa menjadi "hantu" dalam bisnis.
Ada kalanya pilihan bisnis kita linier dengan masa-masa sulit covid-19, new normal dan transisi ekonomi. Tapi juga ada kalanya justru kita yang termasuk dalam daftar yang harus memulai semuanya dari awal.
Memahami sebuah bisnis meski terkadang sulit, namun bagi yang pernah berkecimpung dan tercebur kedalamnya, pengalaman "terjatuh" justru akan membangun motivasi baru.
Setidaknya itu yang saya peroleh dari transisi jatuh bangun bisnis selama tahun 2023. Butuh motivasi besar agar kita bisa menerima banyak kekalahan dari kesalahan yang kita lakukan sengaja atau tidak sengaja.
Diri sendiri adalah motivator terbesar. Ketika kita berada diambang kejatuhan, pilihan kita mengunjungi para sahabat pebisnis yang sukses, meski sekedar menikmati obrolan ringan dapat menjadi obat dan solusi.
Membangun Simbiosis Mutualis
Bahwa mungkin benar kata nubuah dan pepatah orang tua soal pertemanan. Semakin banyak teman, akan semakin banyak solusi yang bisa kita dapatkan meskipun hanya nasehat. Teman dapat menjadi "jalan lain" membuka jalur reseki kita. Tentu saja jika kita membangunnya dengan segala kebaikan.
Seperti sebuah kisah nubuah. Ketika kita berteman dengan seorang pengrajin logam, bisa jadi kita akan terkena percikan api atau terbangan abu jelaganya. Namun ketika kita berteman dengan seorang parfum, paling tidak kita akan turut terkena harumnya.
Pemilihan teman menjadi sebuah alternatif solusi yang tidak bisa diremehkan. Pemilihan teman yang tepat dalam konteks bisnis dapat membawa pengaruh positif, setidaknya menumbuhkan motivasi.
Apalagi jika sampai muncul dalam bentuk kerjasama bisnis, dukungan atau bantuan bisnis. Hubungan yang dibangun baik akan menjadi sebuah simbiosis mutualis-bentuk hubungan yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak.
Bukan bentuk hubungan simbiosis parasitisme, dimana kita mengambil keuntungan atas penderitaan orang lain. Dalam jangka pendek akan menjadi sebuah keuntungan bisnis sesaat, namun dalam jangka panjang adalah jurang kesalahan dan kegagalan kita.
Saat kita berinteraksi dengan pelanggan atau konsumen bisnis kita, perlakuan kita sebagai "teman" menjadikan mereka menjadi pelanggan yang awet dan setia.
Saya mengambil hikmahnya, ketika bisnis jatuh di satu titik, justru para pelanggan setia ini yang membangkitkan motivasi kita tumbuh kembali.