Bukan Rekayasa Genetika
Sebagai pemahaman bagi kita yang masih awam, bahwa wolbachia ternyata adalah bakteri alami yang terdapat dalam 50 persen serangga yang ada di sekitar kita.
Wolbachia adalah bakteri alami yang biasa ditemukan pada beberapa jenis serangga, seperti ngengat, kupu-kupu, dan lalat buah, termasuk nyamuk Aedes aegypti. Sehingga, para peneliti mencoba teknologi wolbachia dengan memasukan bakteri ini pada telur nyamuk Aedes aegypti.
Artinya bahwa bakteri wolbachia yang ada di tubuh nyamuk tidak berbeda dengan wolbachia yang ada di inang aslinya, yaitu lalat buah.
Kajian para ahli yang dirilis dari Nationalgeographic menunjukkan bahwa Genom lalat buah ternyata tidak hanya terdiri dari DNA lalat buah saja, melainkan mengandung genom lainnya. Ini setidaknya berlaku untuk satu spesies lalat buah.
Peneliti dari University of Maryland School of Medicine (UMSOM) Institute for Genome Sciences (IGS) menemukan bahwa satu spesies lalat buah mengandung seluruh genom sejenis bakteri.
Temuan ini dikenal sebagai transfer materi genetik bakteri-ke-hewan terbesar yang pernah ada. Penelitian baru juga menjelaskan bagaimana ini bisa terjadi.
Para peneliti IGS memakai teknologi pengurutan panjang-baca genetik baru. Ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana gen dari bakteri Wolbachia menggabungkan diri ke dalam genom lalat hingga 8.000 tahun yang lalu. Penelitian ini dipimpin oleh Julie Dunning Hotopp, Profesor Mikrobiologi dan Imunologi di UMSOM dan IGS.
Bagaimana bakteri wolbachia dapat menjadi penghambat virus nyamuk aedes aegypti, dan mengatasi penyebaran DBD?.
Prosesnya berdasarkan penjelasan para ahli, jika seekor serangga jantan berwolbachia kawin dengan betina tanpa wolbachia, maka telur-telur yang dihasilkan tidak akan menetas.
Jika betinanya yang mengandung wolbachia, sementara yang jantan tidak, maka telur-telur serangga tersebut akan menetas dan semuanya akan mengandung wolbachia.
Jika keduanya mengandung wolbachia, maka telur-telur yang dihasilkan akan menetas dan semuanya akan mengandung wolbachia. Seiring waktu diharapkan jumlah serangga yang mengandung wolbachia dalam beberapa generasi akan meningkat drastis, sehingga pada sebagian besar populasi serangga sudah berwolbachia.
"Bakteri wolbachia yang dimasukan pada tubuh nyamuk aedes aegypti akan bekerja menghambat atau memblokir perkembangan virus dengue. Sehingga, ketika nyamuk aedes aegypti tersebut menggigit manusia, maka virusnya tidak ikut berpindah ke manusia."