Lihat ke Halaman Asli

Shabara (Sehati Bersaudara)

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Remuk, manifestasi perasaan yang dirundung harap tiada batas. Semendung awan di langit, bigitu pula kusutnya pikiran. Tak sanggup menimbang dalamnya sungai je'ne berang yang keruh. Do'a yang dilayangkan pada petala langitpun tertiup angin, bahkan ada yang jatuh berguguran. Kami(semua mahluk) memiliki keyakinan akan sesuatu yang Tunggal. Tetap saja memalingkan wajah kami, menutup mata dan telinga kami, melangkah melawan arus. Kami kemudian membawa diri masing-masing, tak terwakilkan dan tak pula mewakili. Kami berlomba untuk Mu, wahai yang Maha Tunggal. Tapi Engkau malah meminta kami agar tetap bersama, bahkan dalam do'a sekalipun. Siapapun akan bertanya, apa itu tingkatan yang teratas? Tak ada aku dalam kata, hanya kami? Gamang, tersesat pada lajur-lajur yang benar. Engkau mendikte keyakinan kami, lagi. Entah, hanya Engkau yang lebih tahu segala sesuatunya. Terimalah kami di sisi Mu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline